GADIS 1
Aku kenal dengan gadis ini ketika ada lomba rally sepeda di Masjid Muhajirin Perumnas ConCat dan dia jadi salah satu panitia. Anak yang lugu, cantik dan cerdas. Aku tentu terkesan, apalagi ternyata dia juga terkesan denganku.
Makin lama berkenalan aku makin banyak mendapat kesan yang menarik dari pribadinya. Aku tiba-tiba menjadi orang yang terasa penting di depannya, dan akupun selalu tampil sebaik mungkin di depannya.
Sayang dia terlalu muda dan orang tuanya kurang mendukung hubungan ini. Akhirnya hubungan ini harus kandas, dan lari pagiku kembali sendiri. Kenangan lari pagi bersama gadis ini tak akan pernah bisa kulupakan.
GADIS 2
Ini gadis yang selalu sebangku denganku ketika SMA. Anak tercerdas di SMA dan aku harus merelakan mahkota juara jatuh pada dia. Padahal saat aku iseng-iseng menjumlahkan semua nilai dan kubandingkan dengan jumlah nilainya, ternyata jumlah nilaiku yang lebih besar. Jadi seharusnya aku yang jadi juara donk.
Banyak suka duka bergaul dengan cewek ini, baik di rumahnya maupun di sekolah. Yang seru kalau pas berantem. Kami gak pernah ketahuan kalau sedang berantem. Hari-hari tetap kita lalui seperti hari-hari yang lain, bedanya tak ada ucapan yang terlontar dari mulut kami berdua, tapi kegiatan meminjamkan penggaris, alat tulis dll tetap berlangsung, sehingga teman-teman gak ada yang pernah curiga.
Saat kami hampir ketahuan berantem, saat itu perang dingin baru saja kita sepakati berakhir, jadi kembali nggak ketahuan donk.
Gadis ini memang luar biasa, sudah cantik, kaya, baik hati pandai bergaul lagi. Dia pernah juga juara lomba pakaian daerah (kebaya) saat klas II. Wah, dia benar-benar tampil berbeda saat itu. Soalnya hari-harinya adalah hari-hari tomboy, sehingga kami jadi pangling ketika dia pakai kebaya.
Wouw keren abiz deh...
Persahabatan ini putus ketika dia kuliah di IPB dan aku di UGM. Sekali aku pernah main ke kostnya di Bogor dan abis itu sudahlah. Pernyataan cintaku kepadanya juga ditolaknya dengan halus dan aku memang harus menerimanya, karena memang bukan dia jodohku.
GADIS 3
Ini Gadis hitam manis dari Sunda. Kami berbeda kelas dan berselisih kelas. Dia kelas I dan aku kelas II. Bodinya yang seksi membuat dia sering jadi incaran kawan-kawan.
Akhirnya kawan akrabku yang berhasil mendekatinya. Yang bikin sakit hati, temenku ini suka menceritakan kejadian-kejadian yang mewarnai hubungannya dengan Gadis ini kepadaku. Dari hal yang biasa sampai ke hal yang rahasia. Aku sampai nggakkuat mendengarnya, tetapi aku harus menguatkan diri. Aku nggak mau temanku tahu kalau aku juga naksir gadis ini.
Kami sering bersepedaan bersama. Ngobrol-ngobrol berdua, baik hari biasa maupun malem minggu, tetapi aku nggak nyangka kalau ternyata dia telah jatuh ke tangan temen akrabku. Padahal temen akrabku itu gak pernah apel ke rumahnya.
Aku pusing memikirkan hal ini dan jadilah dia cintaku yang tak pernah kesampaian.
GADIS 4
Dia adalah Gadis yang begitu takut ketemu denganku, sehinga banyak yang heran dan akupun jadi penasaran. Rasanya tidak ada yang perlu ditakuti dari sosokku, kenapa ada yang begitu takut padaku?
Rasa penasaran ini akhirnya berbuah menjadi kisah cinta yang tak berujung. Hanya ada awal tetapi tidak ada akhir.
Banyak hal yang membatasi hubungan ini. Mulai hobi yang nggak bisa akur, sampai ke hal-hal yang kecil-kecil yang nggak bisa diakurin. Akhirnya kami berpisah secara tidak jelas, karena kadang-kadang masih nyambung lagi tetapi dalam kondisi yang tidak jelas dan akhirnya secara perlahan-lahan memang harus berakhir tanpa kejelasan.
GADIS 5
Yang ini gadis yang demen ama Queen, diperebutkan banyak cowok dan jadi kembang sekolah. Banyak pria yang mabuk cinta sama dia, dan mau tidak mau diapun dikenal sebagai gadis yang kayak piala bergilir.
Aku tadinya tidak menaruh kesan apa-apa pada dia, maklum usia kami berbeda 10 tahunan, jadi ya gak ada greng sama sekali deh. Sampai akhirnya aku jadi sering nemanin nonton film ama dia, soalnya dia memang hobi nonton dan akupun hobi nonton.
Makin sering pergi berdua membuat aku makin kenal sama dia, dan entah kenapa tiba-tiba aku melihat dia jadi dewasa. Mungkin seorang gadis di usia 16-17 tahun memang terlihat sangat menarik, sehingga akupun kepincut sama dia.
Perbedaan usia membuat aku menjaga jarak dengan dia saat tampil di depan orang lain. Kami hanya terlihat sebagai sepasang kekasih ketika tidak ada yang melihat. Semua obrolan bisa lepas saat tidak ada orang lain di sekitar kami, dan pembicaraan kembali jadi kaku ketika ada orang lain di sekitar kita.
Hari demi hari kulalui bersamanya, baik dalam suka maupun duka. Saat aku kesulitan mencari uang untuk bayar KKN, dengan penuh kepercayaan dia memberiku pinjaman uang, sehingga aku bisa melunasi biaya KKN.
Saat itu kupikir nggak ditagih, tetapi ternyata dia tagih juga. Untung pinjaman dari BANK untuk mahasiswaku cair, sehingga aku bisa membayar pinjaman itu.
Hubunganku yang makin akrab akhirnya membuatku memutuskan untuk melamarnya. Diapun menerimaku dengan baik. Sayang, bapakku masih memintaku untuk berpikir dulu sebelum kawin. Akhirnya rencana perkawinan itu terkatung-katung dan putus dengan sendirinya.
Yang bikin sakit hati, ternyata dia pacaran lagi sama mantan pacarnya. Aku nggak tahu apakah itu trik dia untuk nyakitin hatiku atau memang dia masih cinta sama mantan pacarnya, yang jelas aku tidak bisa protes. Toh aku sudah melamar dan diterima, tetapi tidak ada tindak lanjutnya.
Aku harus ikhlas menerima semua ini, dan akhirnya aku memang bisa ikhlas. Apalagi hubungan kami tetap baik dan akhirnya malah dia menjadi gadis yang jauh lebih baik dibanding sebelum berkenalan denganku.
Rasanya masa hura-huranya telah berakhir dan dia telah menemukan jalannya. Kabar pernikahannya kuterima dengan hati yang ikhlas dan aku rasanya bagai terlepas dari beban yang sangat berat.
Gadis yang akan kunikahi dantelah kulamar tapi kusia-siakan akhirnya telah menemukan jodohnya. Terima kasih Tuhan, memang Allah maha segala maha.
Segala puji bagi Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar