Sabtu, Februari 16, 2008

JepuN


Cita-cita istriku pergi ke jepang akhirnya kesampaian di tahun 2008 ini. Tahun kemarin cita-citanya yang lain ke Singapura juga sudah kesampaian. Sekarang dia mau ngejar cita-cita untuk umroh di tanah suci, biar bisa menambah keyakinan akan keagungan Tuhan, Allah swt. Begitu katanya.

Aku tentu saja mengamini niat yang baik ini. Insya Allah niatan ini dikabulkan Allah swt. Amin.

Saat aku keluar negeri, sebenarnya aku ingin mengajak istriku, tetapi kayaknya situasi dan kondisi selalu berada pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk berangkat berdua, meninggalkan anak-anak yang kecil-kecil di rumah.

Ketika anak-anak sudah besar, justru aku yang makin tidak punya kesempatan dan kemauan untuk ke luar negeri.

Rasanya tidak banyak yang bisa kita dapat dari kunjungan ke luar negeri, kadang malah kita jadi “nelongso” melihat kondisi luar negeri yang lebih bersih, teratur dan rapi.

Beberapa temen yang sudah mapan di luar negeri juga kayaknya ada yang akhirnya balik lagi ke Indonesia, karena ada nuansa yang hilang bila kita berada di luar negeri. Semangat kebersamaan yang sudah tipis di negara kita, masih terasa lebih hangat dari pada semangat yang sama di luar negeri.

Meski begitu, ada juga temen-temen yang tetap betah di luar negeri, karena anak-anak mereka sudah terlanjur cinta negeri “manca” itu. Semua punya alasan untuk berada di luar negeri atau kembali ke negeri tercinta, meskipun negeri ini terus saja carut marut.

Kembali ke cita-cita istriku yang akhirnya kesampaian, aku hanya dapat mengucapkan salut pada semangatnya yang begitu tinggi untuk mewujudkan suatu cita-cita yang kelihatannya sulit untuk dicapai. Apalagi ke Jepang, aku sama sekali tidak pernah tertarik pergi ke Jepang, biarpun gratis.

Orang Jepang sendiri lebih senang piknik ke Indonesia kok malah aku harus pergi ke Jepang untuk menikmati keindahan Jepang. Nggak lah yauw…

Cuma untuk urusan lain, misalnya mempelajari semangat Kaizen atau melihat film-film Jepang, aku demen banget deh. Film Surat dari Iwojima sangat menyentuh, demikian juga Last Samurai. Itu adalah film-film tentang Jepang yang sanggup membuat pencerahan bagi mereka yang ingin tahu tentang Jepang.

Yang mengherankan, dengan bekal yang seadanya, ternyata istriku bisa juga memberi oleh-oleh pada keluarga dan saudara-saudaranya. Memang dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan.

Tuhan akan mengabulkan semua doa kita, bila kita meyakini bahwa Allah swt pasti akan mengabulkan doa kita itu. Bagi Allah tidak ada yang mustahil, jadi tinggal kepercayaan kepadaNya saja yang perlu kita tingkatkan agar doa kita selalu dikabulkan olehNya.

Insya Allah.
Amin

4 komentar:

Anonim mengatakan...

bagaimanapun juga jepon memberikan kita pelajaran mas :) jangan terlalu apriori. pelajaran yang bisa di ambil setidak-tidaknya bangsa yang tidak mengindahkan manualbook-NYA dan hanya mementingkan Nafsu belaka akan lebih cepat musnah. :)

Eko Eshape mengatakan...

pernah denger cerita tentang anggur yang pahit?

pasti pernah deh, anggur itu pahit bagi mereka yang tidak bisa menggapainya dan memakannya

kira-kira begitulah ceritaku tentang males ke Jepang

mestinya kutulis aku males ngeluarin duit untuk ke jepang, jadi ngapain ke jepang, gak ada gunanya, he...he..he... gitu ya mas?

kalau mau yang lebih lugas lagi, begini ngomongnya :
"aku gak punya duit ke jepang, jadi ngapain ke jepang?"

Supriyadi, Eko mengatakan...

Wah Pak eshape & Isteri ini pastinya udah orang hebat, patut untuk dijadikan dorongan semangat buat kami yg masih muda, petuah2nya juga OK punya...

Eko Eshape mengatakan...

Wah jangan gitu mas eko, yang muda pasti lebih hebat dibanding yang tua.

Ombak di belakang selalu akan menghanyutkan ombak di depannya

Siapkan diri mas eko untuk jadi pemimpin di rumah maupun di lingkungan mas eko.

Salam dan selamat.