Minggu, Februari 01, 2009

Indahnya DuniaKu dan keluargaKu

Minggu pagi, 1 Pebruari 2009, akhirnya bisa jalan-jalan pagi lagi. Sayang hanya satu anak yang ikut, yang lainnya sudah punya alasan sendiri-sendiri untuk tidak ikut.

Acaranya ya jalan-jalan di seputar rumah saja. Siapa tahu ada anakku yang lain yang nyusul.




Lilopun berbuat yang aneh-aneh, sambil menunggu kemunculan kakak-kakaknya. Dia nyoba terbang biar bisa nyusul Gatotkaca di angkasa. He…he…he.. mimpi kali ni yee…!:-)




Ketika sampai di jembatan penyeberangkan LiLo kaget.
“Lho…! Jembatannya ilang pak…!”
Yah…. Rupanya jembatan bambu di selokan itu hanyut keterjang banjir. Yang tinggal hanya bekas-bekasnya saja.



Yowis jalan lagi aja, muter dikit. Eh ... malah nemu Pemadat Tiga Roda. Action sebentar deh di depannya. Seneng deh lihat LiLo ketawa [kayak bapaknya]


Capek muter-muter di sekitar rumah. Kuajak LiLo beli majalah saja. Pulang dulu, ambil tandem terus dikayuh menuju penjual majalah.


Kesukaan liLo pas sama dengan aku ketika kecil. Komik Donald Bebek. Kalau aku sih milih Kompas Minggu. Ada cerita Koes Plus disana dan juga Red Clift II.


Selesai mbayar, LiLopun cepet-cepet ngajak pulang. Biasa kepingin segera mbaca komik itu di rumah.



Di jalan sempat lihat ada sebuah keluarga yang asyik makan bubur dll. Hmm asyik tuh. Cuek aja mereka nongkrong di pinggir jalan dan menyantap sarapannya.




Eh… ketemu juga dengan rombongan ibu-ibu Jantung Sehat.


Jadi inget dulu pernah jadi Sekretaris Umum Jantung Sehat Perumnas Condong Catur [tahun berapa ya? 80an deh].

Ketuanya pak Dokter yang terkenal dan kaya raya, sekretarisnya Tukang Insinyur yang lebih terkenal [he...he..he... narsis dikit ya] dan kaya hati [astaghfirullah, ini lebih dari narsis deh…]

Pasangan itu memang sangat cocok, soalnya pak Dokter punya ilmunya [dia bisa njelasin kenapa harus ikut Jantung Sehat dengan detail dan tak terbantahkan], sedangkan aku punya masa [maklum saat itu, jadi ketua pemuda masjid, pelatih silat dan ketua pemuda kampung juga].

Uniknya, pak Dokter itu hobi ngrokoknya luar biasa. Kayak sepur deh. Aku sampai heran, kok bisa ya ada dokter yang begitu faham dengan kesehatan tapi hobinya ngrokok.

Alhamdulillah, pagi ini berlangsung dnegan damai dan aku bisa santai menulis blog ini. Sebentar lagi, pasti aku diajak main kartu sama anak-anak cewekku. Mereka baru seneng-senengnya main kartu tuh.

Di ruang lain, kulihat istriku sibuk nyiapin acara masak bersama. Yang dulu diadakan gratis, sekarang diadakan dengan iuran, untuk membeli bahan yang akan dimasak.

He...he...he... ”dosennya” sih gak dibayar, tapi kalau material yang akan dimasak kan harus dibeli. Kasihan kalau peserta kursus pada makan dan tidak mbayar. Mereka kan bisa tersinggung [dikira nggak mampu mbayar ya???].

Semoga sukses acara berbagi ilmu masak ini.

Kalau ada yang punya menu atau resep khas, silahkan kirim ya ke eko.eshape@gmail.com Siapa tahu bisa kita praktekkan juga disini.

3 komentar:

Roizzz mengatakan...

Wah mas punya keluarga yg kayak gitu, patut disyukuri tuh! Istrinya pinter masak yah?

Syamsul Alam mengatakan...

Huheuheuehue........ seneng banget saya baca tulisan mas Eshape yang lepas ini.. ceria banget kesanya....... hihihihi.......

Baka Kelana mengatakan...

Senangnya lihat berbahagia..semoga aku bisa mengikuti jejak Mas ya