Rabu, Maret 26, 2008

Gagal Nampang di flickr

Pagi hari aku pesan sama anak istri kalau hari ini aku pulang malam. Ada acara kumpul-kumpul dengan teman-teman kampung ugm (munas katanya). Istriku yang rencananya mau pulang malam, berpikir dulu sebelum menjawab, bahwa dia akan berusaha pulang tidak terlalu malam.

Anak-anak sendiri memaklumi permintaanku, meskipun mata mereka berkata lain. Maklum, semalem orang tua mereka pulang menjelang midninght, sehingga ada keinginan dalam hati mereka untuk bertemu orang tuanya lebih sorean di hari ini. Apalagi besok malam, orang tuanya kembali akan pulang malem lagi (ada acara pengajian Kang Jalal di kantor).

Karena mau berpose untuk flickr, maka kubawa Nikonku. Camera digital yang sudah malang melintang mendampingiku.

Siangnya, kucoba camera itu ketika mengunjungi proyek BOKER. Ternyata di proyek ini aku langsung disambut hujan yang lebat dan ketika kucoba untuk mengambil gambar, baru kusadari bahwa cameraku dalam kondisi rusak, alias gak bisa dihidupin, Kutekan tombol on/off berkali-kali, tetep saja diem gak ngaruh babar blas.

Kawan karibku yang ada di BOKER juga hapenya tiba-tiba rusak ketika dipakai untuk menelponku. Wah, ada apa ini? Apalagi ketika kubaca imil dari kawan-kawan kampung ugm.

Lho kok mereka yang sudah begitu “fixed” untuk jalan bareng dengan aku (mas Buset dan Kang Hasan), tiba-tiba mundur dari percaturan munas. Kayak kasus yang banyak terjadi di sinetron kita, tiba-tiba nggak bisa gitu (mendadak sakit, atau mendadak punya acara lain)

Sorenya. sepulang dari BOKER, aku ikut rapat Moving in Proyek Bendung Patlean (sekitar Halmahera). Proyek yang terletak di pelosok ini, ternyata presentasinya cukup canggih. Aku jadi semangat njelasin BSC untuk mereka, termasuk hubungannya dengan manajemen risiko.

Tanpa terasa badan tiba-tiba terasa capek, karena inget anak di rumah yang gak ada pembantu dan istri –yang mungkin juga akan- pulang malem.

Ketika lihat komputer dan ku”klik” icon YM dan ada bank Al yang online di YM, aku langsung kirim pesan untuk “give up”.

Yang terpikir saat itu adalah meeting yang kayaknya masih lama, anak yang dua malem gak ketemu orang tuanya menjelang tidur dan perjalanan dari Citos ke Cikarang yang "ngaluk-aluk" dan tidak jelas moda transportasinya.

Masih ada hari lain (kataku dalam hati), dan aku salut sama bank Al yang biarpun ada beberapa temen yang “give up” tapi acara tetep dilaksanakan. Sikap yang sangat baik menurutku.

Manusia berencana dan Tuhan yang akan menentukan, mana yang terbaik untuk kita. Insya Allah, munas yang akan datang bisa ikut. Amin.

Sampai di rumah, ternyata istri sudah ada sejak sore. Camera juga udah baikkan. Jadi hikmah apa yang dapat kuambil dari peristiwa ini ya?

Semoga Allah swt menunjukkannya padaku. Amin.


Salam


eshape
http://www.waskita.co.id/
http://eshape.blogspot.com/

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hari Selasa kemarin akhirnya terlaksana juga Munas Kampung-UGM yg terselengara di Kafe Solo, Citos. Seperti telah teman-teman ketahui, pemrakarsa acara ini si Sutan Paruik Gadang alias Kang Hasan membatalkan diri untuk menghadiri Munas pada Injury time karena takut sama istri (eh, maksudnya karena kondisi kesehatan yg tidak memungkinkan).

Mengingat semangat empat-lima warga kampung-UGM untuk berMunas yg
sudah lama tidak tersalurkan, akhirnya aku memutuskan bahwa Munas ini tetap harus jadi walaupun pemrakarsa berhalangan hadir.


Mas Rovick aku hubungi via YM dan GTalk (saking niatnya pakai 2
messenger sekaligus) untuk meyakinkan beliau akan hadir. Pak Dhe Broto juga aku SMS dan juga bersedia untuk hadir. Tak lupa Pak Haji Nukman yang menghubungiku via YM juga aku yakinkan untuk datang. Beberapa teman yang sudah konfirmasi di hari sebelumnya juga aku yakinkan bahwa rencana awal tidak berubah.

Aku agak terlambat sampai di lokasi kejadian (baru mendarat di Kafe Solo jam 19:00). Rupanya di sana sudah hadir Mas Rovicky beserta Mbak Yuenda, Ki Broto, Edy beserta istri, dan Anung. Tak lama kemudian Mas Nukman juga mendarat di Kafe Solo. Dan menyusul Intan bersama suami yang kemudian juga 20 orang anggota KLP 4. Oleh karena itu, total peserta yg menghadiri Munas Kampung-UGM kemarin adalah 120 orang.

Topik yg paling hangat adalah pertanyaan tentang siapa sih Mas Eko itu?

Beberapa teman banyak yg belum pernah bertemu dengan Mas Eko termasuk aku sendiri. Oleh karena belum ada yg pernah bertemu, maka kami bebas membicarakan yg tidak-tidak mengenai Mas Eko, termasuk memperkirakan berapa kira2 umurnya Mas Eko. Tebakan berkisar dari usia ABG hingga usia 70 tahun. Entah yg mana yg benar, cuma Mbah Marijan yg tahu.

Setelah itu, yg dinanti-nanti juga oleh peserta adalah Wak Radit yang
juga tidak datang di acara kemarin. Apa yg dibicarakan teman-teman mengenai Wak Radit? Wah ini lebih top secret lagi sehingga tidak bisa disebarkan di milis.

Bahkan saking seriusnya kami berdiskusi, kami sampai lupa menanyakan pada pemilik Kafe tentang kecap apa yg digunakan pada masakan-masakan di sana.

Tidak lupa tentu saja Kang Hasan, karena belum semua warga pernah
bertemu Kang Hasan. Yg bisa aku sampaikan pada teman-teman adalah
bahwa Kang Hasan itu wajahnya nDeso. Dan ditambahkan oleh Mas Nukman bahwa tampangnya Kang Hasan itu pokoknya nggak sesuai sama tampang direktur deh. Bener atau nggak, Kang Hasan nggak bisa protes karena salah sendiri nggak hadir di Munas kemarin.

Begitulah topik bergulir satu demi satu, dari membicarakan Mas Eko,
Kang Hasan, Wak Radit, Komo, Danar, Intan (yg kemarin jalannya tampak tidak terlalu lurus), Ki Broto (karena Ki Broto pulang duluan, jadi bisa digosipin juga setelah beliau pulang), dan lain sebagainya.

Mas Nukman juga unjuk kebolehan ilmu meramalnya yg diterapkannya pada Intan yang hasilnya baru akan kita bisa lihat 2 minggu lagi.

Jika Mas Nukman benar, Intan akan mentraktir semua warga kampung-UGM, dan jika Mas Nukman yg salah maka Mas Nukman yg akan mentraktir warga kampung-UGM.

Jadi warga yg lain siap2 saja untuk datang pada acara
munas berikutnya setelah ada hasil dari acara ramal-meramal ini.

Beberapa acara lanjutan juga sedang menunggu, seperti kumpul-kumpul yg akan diadakan Ki Broto sebagai Bapak Nyolowadhi, dan Kang Hasan atas syukuran Direktur-nya.

Munas diakhiri karena Kafe sudah hampir tutup (mendekati jam 10 malam) dan lagi2 Mas Rovicky yg baik hati ini yg mentraktir teman-teman semua.

Terima kasih banyak buat Mas Rovicky atas traktirannya, dan
juga tak lupa buat teman-teman yg sudah datang di acara munas
kampung-UGM kemarin. Sampai jumpa lagi di acara-acara munas di lain
kesempatan.

salam,

-ba-
PS:
Yg bawa foto Mas Rovicky dan Eddy. Jadi masih nunggu kiriman foto dari mereka.