Pemuda kepala 2 dan 3 sepakat tidak hadir di acara latihan FUTSAL, dengan alasan badannya tidak FIT 100%. Pemuda kepala 4 alias berumur 49 tahun bilang begini,"Aku tadi malem ke dokter, karena tahu akan tidak FIT hari ini, jadi dengan datang ke dokter aku jadi siap untuk ikut latihan FUTSAL".
Percaya diri berdasar baik sangka pada perasaan positif telah membuat sang penyakit tersingkirkan dan ikutlah sang pemuda kepala 4 ke tempat latihan FUTSAL
Dia yakin bahwa alarm dalam tubuhnya telah memberi sinyal positif, sehingga diapun jadi punya keyakinan untuk latihan bola tanpa takut jatuh sakit.
Walhasil pulang dari FUTSAL masih sempat PLURK, Blog maupun facebook.
Dalam teori Quantum Ikhlas, maka setiap pancaran energi positif dari kita akan menyebabkan lingkungan kita menjadi penuh dengan energi positif. Akibatnya, semua yang kita jumpai adalah lingkungan yang positif.
Contohnya, bila kita anggap anak kita bodoh, maka akan jadi bodohlah dia, tanpa perlu kita berdoa untuk dia.
Suara hati kita itulah doa yang selalu di dengar oleh Allah swt. Suara hati, menurut teori Quantum Ikhlas, selalu akan bergetar secara terus menerus. Getaran positif ini jika selalu berbenturan dengan getaran engatif yang ada di sekelilingnya, maka lama-lama akan melemah, sehingga seorang yang berbudi luhurpun, bisa saja jadi "bandit" bila dalam kehidupan sehari-hari selalu bergaul dengan para "bandit", yang tentu saja hatinya penuh dengan getaran energi negatif.
Contoh lain, kalau kita menghormati orang lain, maka tanpa kita suruhpun orang lain akan menghormati kita. Kalau kita selalu ramah pada semua orang, orangpun akan segan tidak ramah pada kita.
Kalau kita melempar bola ke dinding, maka bola itupun akan memantul kembali pada kita. Apa yang kita berikan pada orang lain, sesungguhnya akan kembali pada kita. Kalau kita mengejek orang lain, maka sama artinya dengan mengejek diri sendiri.
Coba kita simak lagu obat hati pada baris,"kumpulilah orang soleh", disitu jelas rumusnya, bahwa untuk mendapat hati yang bersih dan selalu berprasangka baik, maka berkumpulan dengan orang soleh.
Lalu, apakah kita tidak mau berkumpul dengan orang yang tidak soleh? Apakah mereka harus kita jauhi?
Tentu tidak donk.
Mereka justru perlu didekati, agar hati mereka menjadi lembut, agar belenggu yang membuat hitam hati mereka dapat kita lepaskan.
Mereka adalah ladang amal kita, jadi tentu harus kita perhatikan, agar mereka tidak makin jauh dari ajaran Tuhan.
Yang sebaiknya tidak dilakukan adalah menjadikan mereka sebagai sahabat. Artinya, kita menyetujui apa yang ada dalam getaran hati mereka. Ini yang tidak boleh.
Kita sendiri masih banyak dosa dan masih sedikit pahala, apa kita mau tambah "bankrut" dengan menerima mereka yang hatinya hitam sebagai sahabat kita?
Aku jadi ingat doanya Abu Nawas [CMIIW]
"Ya Allah, aku ini hambamu yang penuh dengan dosa, sebanyak pasir di laut, jadi aku ini tidak pantas masuk surgamu yang suci itu Ya Allah"
"Ya Allah, aku tahu neraka itu panas dan aku tahu tidak akan sanggup aku masuk ke dalamnya, untuk itu tolonglah aku Ya Allah, masukkan aku dalam surgamu"
"Amin. Amin. Amin"
"Alhamdulillahi rabbil alamin"
Abu Nawas memang seniman besar.
Doa Abu Nawas yang lengkap, kira-kira begini [CMIIW]:
Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar
Dosaku seperti jumlah pasir
Maka terimalah pengakuan taubatku Wahai Pemilik Keagungan
Dan umurku berkurang setiap hari
Dan dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU
Percaya diri berdasar baik sangka pada perasaan positif telah membuat sang penyakit tersingkirkan dan ikutlah sang pemuda kepala 4 ke tempat latihan FUTSAL
Dia yakin bahwa alarm dalam tubuhnya telah memberi sinyal positif, sehingga diapun jadi punya keyakinan untuk latihan bola tanpa takut jatuh sakit.
Walhasil pulang dari FUTSAL masih sempat PLURK, Blog maupun facebook.
Dalam teori Quantum Ikhlas, maka setiap pancaran energi positif dari kita akan menyebabkan lingkungan kita menjadi penuh dengan energi positif. Akibatnya, semua yang kita jumpai adalah lingkungan yang positif.
Contohnya, bila kita anggap anak kita bodoh, maka akan jadi bodohlah dia, tanpa perlu kita berdoa untuk dia.
Suara hati kita itulah doa yang selalu di dengar oleh Allah swt. Suara hati, menurut teori Quantum Ikhlas, selalu akan bergetar secara terus menerus. Getaran positif ini jika selalu berbenturan dengan getaran engatif yang ada di sekelilingnya, maka lama-lama akan melemah, sehingga seorang yang berbudi luhurpun, bisa saja jadi "bandit" bila dalam kehidupan sehari-hari selalu bergaul dengan para "bandit", yang tentu saja hatinya penuh dengan getaran energi negatif.
Contoh lain, kalau kita menghormati orang lain, maka tanpa kita suruhpun orang lain akan menghormati kita. Kalau kita selalu ramah pada semua orang, orangpun akan segan tidak ramah pada kita.
Kalau kita melempar bola ke dinding, maka bola itupun akan memantul kembali pada kita. Apa yang kita berikan pada orang lain, sesungguhnya akan kembali pada kita. Kalau kita mengejek orang lain, maka sama artinya dengan mengejek diri sendiri.
Coba kita simak lagu obat hati pada baris,"kumpulilah orang soleh", disitu jelas rumusnya, bahwa untuk mendapat hati yang bersih dan selalu berprasangka baik, maka berkumpulan dengan orang soleh.
Lalu, apakah kita tidak mau berkumpul dengan orang yang tidak soleh? Apakah mereka harus kita jauhi?
Tentu tidak donk.
Mereka justru perlu didekati, agar hati mereka menjadi lembut, agar belenggu yang membuat hitam hati mereka dapat kita lepaskan.
Mereka adalah ladang amal kita, jadi tentu harus kita perhatikan, agar mereka tidak makin jauh dari ajaran Tuhan.
Yang sebaiknya tidak dilakukan adalah menjadikan mereka sebagai sahabat. Artinya, kita menyetujui apa yang ada dalam getaran hati mereka. Ini yang tidak boleh.
Kita sendiri masih banyak dosa dan masih sedikit pahala, apa kita mau tambah "bankrut" dengan menerima mereka yang hatinya hitam sebagai sahabat kita?
Aku jadi ingat doanya Abu Nawas [CMIIW]
"Ya Allah, aku ini hambamu yang penuh dengan dosa, sebanyak pasir di laut, jadi aku ini tidak pantas masuk surgamu yang suci itu Ya Allah"
"Ya Allah, aku tahu neraka itu panas dan aku tahu tidak akan sanggup aku masuk ke dalamnya, untuk itu tolonglah aku Ya Allah, masukkan aku dalam surgamu"
"Amin. Amin. Amin"
"Alhamdulillahi rabbil alamin"
Abu Nawas memang seniman besar.
Doa Abu Nawas yang lengkap, kira-kira begini [CMIIW]:
Ya Tuhanku, tidak pantas bagiku menjadi penghuni surga-Mu
Namun, aku tidak kuat dengan panasnya api neraka
Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar
Dosaku seperti jumlah pasir
Maka terimalah pengakuan taubatku Wahai Pemilik Keagungan
Dan umurku berkurang setiap hari
Dan dosaku bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ya Tuhanku, hamba-Mu yang berdosa ini datang kepada-Mu
Mengakui dosa-dosaku dan telah memohon pada-Mu
Seandainya Engkau mengampuni
Memang Engkaulah Pemilik Ampunan
Dan seandainya Engkau menolak taubatku
Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU
6 komentar:
semoga bisa menjadi bahan renungan
amiiin
Amin amin amin
maskasih mas
semoga menjadi doa kita semua
amin
oo dosane banyak toooo
Amin ya Robal Alamin, dosa-dosa kita memang banyak mas tapi, dengan artikel ini kita diingatkan dan menjadi bahan renungan kita, untuk selalu berdoa dan berusaha.
setiap hari, setiap saat, bila kita mau berhitung, ternyata antara dosa dan pahala hasilnya kurang menggembirakan
berbahagialah mereka yang amal baiknya lebih banyak dari amal buruknya
semoga kita masuk golongan yang diampuniNya, sehingga pahala kita bisa membawa kita ke sisi Allah yang baik
amin
Kurang severapa paham mas sama teori quantum iklas..
Hehe..
Posting Komentar