Rabu, April 02, 2008

Cerita Ngalor Ngidul

Tulisanku di blog berjudul "Naruto di Angkot" (keunikan angkot), ternyata mendapat beberapa tanggapan yang membuat aku surprise.

Ada yang setelah membaca tulisan itu dia nanya gini :

"intinya apa pak?"

Wah, rupanya ceritaku tidak jelas intinya (mungkin karena label untuk cerita itu adalah "cerita ngalor ngidul", jadi memang nggak ada intinya).

Ada lagi yang ngasih komentar panjang lebar setelah membaca cerita itu :

Dear Pak Eko,

Short break tadi, iseng saya buka milist dan medapatkan pesan pak Eko ini. Ketika balik ke kelas untuk presentasi, saya diberi jatah 15 menit untuk komat-kamit di depan kelas :p

Kebetulan kelas yg saya ikuti adalah Culture & Ethics in International Organizations. Jadi yg dibahas pun mengenai perbedaan kultur dan keuniversalan ethics.

Karena kehabisan ide di menit2 akhir, akhirnya saya pinjem kata2 pak Eko ini sebagai closing: Saya bilang, Eko Eshape said that bla..bla..bla..(Begitulah rupanya Tuhan menciptakan kita. dst..).

Begitu kelar presentasi, semua teman2 ngasih selamat karena professor saya yg pendiem itu kok tumben2nya ngasih komentar "Excellent!" dalam sejarah presentasi beberapa minggu ini :D

Tapi yg jadi kebingungan saya adalah, ketika salah seorang teman
bertanya: "mbak XXX, I've never heard about Eko. Is he an Asian philosopher?" Ha..ha..ha..

Tadinya saya tak menyangka kalau ada juga yg akan menanyakan ini. Soalnya yg selalu kami sebuat2 selama ini selalu Kant, Aristotle, Gandhi, Tutu, etc.. kok ini Eko Eshape ;)

Lah wong, di sini plagiarism itu sangat ditentang keras. So, waktu akan menyatakan 'pesan moral' itu, yah saya kan harus konsisten dan jujur bahwa itu memang bukan kata2 yg saya buat.

Anyway, ini sesuatu yg mungkin sepele buat pak Eko. Tapi, hari ini saya mendapatkan hal manis dari itu :) Nuwun.

Wah aku jadi tersanjung banget, rupanya ada juga yang mendapat manfaat dari tulisanku yang ngalor ngidul.

Aku nulis di blog sebenarnya kutujukan semua buat anak-anakku, karena mereka sangat menyukai tulisanku, dan ada keterbatasan waktu untuk bertemu dengan mereka secara langsung.

Aku selalu mencoba menceritakan kehidupan keseharianku dan mencoba menutupnya dengan hikmah yang bisa diambil dari peristiwa itu.

Kalau ternyata ada yang mendapat manfaat dari tulisanku, tentu aku sangat tersanjung.

Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah mengatur semua peristiwa ini.

Semoga kita selalu diberi pencerahan olehNya.

Amin.

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Waduw Pak Eko…Memang bgs sekali kalimatnya…….

Saya sampe tersanjung…



Saya setuju banget dg kata2 pak Eko, mmg bnr kalo kita itu harus ikhlas menerima tapi tidak hanya perbedaan saja baik persamaan atau apapun itu harus kita terima dg ikhlas…seperti :

facenya mirip harus kita terima kalo mirip artis Alhamdulillah kalo mirip tukul apalagi..hehehehe…

Hasil yg tsk sesuai harapan

kemampuan pas2an jg harus kita syukuri

Wajah pas2an……….

Gaji jg Pas2an…..hehehe…harus kita terima dg ikhlas…

Kalo semua itu baik perbedaan atau persamaan tdk bs kita terima..pasti makan ati terus..bener nggak pak Eko..

Begini saja tambahan ngalor ngidul dari saya..

Tuku kupat bumbu santen

Nyuwun ngapunten…



Milla M,

Anonim mengatakan...

There is never a coincidence in life! Pasti Tuhan sudah mengatur semua itu, sehingga si mahasiswa itu sempat membaca blog pak Eko. Mungkin karena niat bapak tulus dalam membuat blog, pesan itu sampai.

Btw, saya malah terkesan dengan kalimat bapak dibawah ini (karena saya belum baca ”Naruto di Angkot”):



Aku nulis di blog sebenarnya kutujukan semua buat anak-anakku, karena mereka sangat menyukai tulisanku, dan ada keterbatasan waktu untuk bertemu dengan mereka secara langsung.

Aku selalu mencoba menceritakan kehidupan keseharianku dan mencoba menutupnya dengan hikmah yang bisa diambil dari peristiwa itu.



I wish I am able to be as good parent as you!



Regards,

Lien

Eko Eshape mengatakan...

Milla tersanjung dimananya ya?

BTW aku seneng Milla sudah nggak suka makan ati lagi.

Makan yang banyak, nggak usah ati-ati lagi. Biar tambah gemuk gitu....

Salam

Eko Eshape mengatakan...

Kalau bu Lien pernah membaca Quantum Ikhlas, mungkin kita faham kenapa pesan itu sampai ke mahasiswa itu ya...

Dia memancarkan suatu frequensi yang kuterima di frekuensi yang sama, sehingga (atas ijin Allah) bertemulah dua pemikiran itu

Gitu 'kali penjelasannya

Anonim mengatakan...

Milla tersanjung pada kalimat2 yang dibuat pak Eko....Touching bgt...

Congratulation you are success tobe a good writer Mr.Eko..

Keep it...

Anonim mengatakan...

Pak Eko salam kenal, wah ceritanya seru banget dan real sekali. Sampeyan di cikarang dimananya, jadi penasaran !

Eko Eshape mengatakan...

Saya tinggal di Montananya, di jalan puspita

Ada juga tuh cerita tentang taman golf cikarang di blog ini

salam kenal juga ya....

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.