Minggu, November 08, 2009

Kehilangan LiLo di IBF 2009

"Tak mungkin Lilo hilang. Dia sudah tiga kali ikut acara IBF. Mulai tahun 2007, 2008 dan sekarang 2009", begitu pikirku.

"Tapi kok sudah 3 jam gak muncul-muncul ke stand ya? Biasanya setiap beberapa menit atau maksimal satu jam, dia sudah muncul lagi di stand kita dan kemudian pergi lagi".

Aku mulai gelisah tapi masih kutahan-tahan juga untuk berbaik sangka sajalah. Begitulah sore itu berlalu dengan pertanyaan yang menggantung, "Dimanakah LiLo, tidakkah dia lapar belum makan siang?"

Menjelang maghrib barulah semuanya menjadi jelas. Rupanya telah diumumkan melalui pengeras suara pameran bahwa ada anak hilang, namanya LiLo, pakai baju batik dan celana jeans.

Sayangnya standku dekat dengan panggung utama, sehingga suara dari para pemimpi [mas Andrea dkk] ataupun suara Tere lebih terdengar dibanding suara dari panitia.

Untung ada mas-mas yang berbaju kuning mampir ke standku dan ngobrol dengan para penjaga stand tentang anak hilang yang jualan kalung biofir. Untungnya juga aku selalu sampaikan pada para penjaga stand bahwa aku sedang mencari Lilo dan kalau dia datang mohon untuk ditahan, karena belum makan siang, sehingga semua penjaga stand tahu kalau Lilo belum muncul sejak Dhuhur tadi.

Teman-teman penjaga stand langsung mengabarkan padaku tentang posisi Lilo saat ini.

"Iya nih, aku sudah ketemu dengan bapaknya anak itu. Antar saja ke stand no 90A, dekat panggung utama", begitu kata-kata yang kutangkap dari mas-mas berbaju kuning itu.

Dalam hati aku heran juga, "Kalau sudah sejak Dhuhur tadi hilang dan tahu kalau anakku bapaknya jualan kalung biofir kok nggak dikabarkan saja ke pemilik stand ya?"

Dengan sedikit emosi aku langsung bilang ke bapak berbaju kuning itu, "Di mana anak saya pak, langsung saya jemput"

"Gak usah pak, biar diantar kemari saja", kata mas-mas berbaju kuning itu.

"Kenapa ya gak boleh njemput", pikirku dalam hati. "Kalau memang mau diantar kok nggak dari tadi ya?"

Akhirnya aku jadi makin tidak sabar. Ternyata benar LiLo tidak hilang tapi diamankan satpam di ruang panitia.

"Anak bapak sudah diantar satpam pak. Sekarang menuju ke pos sekretariat pameran buku", kata mas-mas yang berbaju kuning.

Tanpa menunggu waktu, aku langsung meluncur ke pameran indocomtech. Aku tak peduli lagi dengan satpam yang menjaga pintu antara pameran buku dan pameran komputer. Aku langsung nyelonong dan mereka rupanya membiarkan aku lewat [kalau anak-anak baru gak boleh lewat 'kali].

Maksudku memotong jalan satpam yang nganter Lilo sebelum sampai ruang pameran, tapi rupanya satpam sudah lebih dulu bergerak, sehingga aku terlambat.

Kutemukan LiLo sudah berdiri kaku di ruang panitia pameran buku. Langsung kulihat lengan tangannya dan kulihat cap dari panitia memang sudah luntur, sehingga Lilo dianggap mau masuk ke pameran tanpa bayar.

Kuajak Lilo keluar dan kucap lagi lengannya. Sampai di luar aku ketemu dengan mbak-mbak yang langsung menghampiri Lilo.

"Sudah ketemu anaknya ya pak? Anaknya tadi menangis di depan pintu masuk, terus saya ajak masuk", begitu kata mbak-mbak itu.

Aku langsung menumpahkan emosi pada mbak-mbak itu.

"Bagaimana mungkin Lilo tidak boleh masuk gara-gara gak punya cap di lengannya. Cap itu kan langsung hilang ketika anakku wudhu"

"Ooo...iya ya...", kata mbak Itu seperti baru sadar.

Mbak itupun kemudian langsung ngeloyor pergi meninggalkanku.

Nyesal juga aku ngomong begitu sama mbak-mbak yang telah berbaik hati memasukkan lilo ke ruang panitia pameran.

Semoga mbak-mbak itu dan mas-mas yang baju kuning dapat memahami perasaan seorang ayah yang "kesel" karena anaknya tidak makan siang gara-gara cap pameran di lengan tangannya luntur.

Sehabis maghrib baru emosiku mulai mereda. Banyak hal yang kusesali hari ini dan banyak hal yang kusyukuri hari ini.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang membuat skenario hari ini menjadi seperti ini. Kuhirup teh hangat bersama lilo di halaman parkir JCC dan kunikmati malam yang indah ini berduaan sama Lilo.

Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Amin.


...
..
.
Selepas maghrib baru aku tahu kalau LiLo diberi makan kue dan diberi minuman di ruang panitia. Diperbolehkan juga nonton film yang dia suka. Makasih deh buat yang telah berbaik hati pada anakku.
Semoga Tuhan membalasnya.
Amin.

2 komentar:

Anung mengatakan...

Tumben, Mas Eko emosinya duluan keluar.
Biasanya, kalo tidak ada kejadian yang buruk, senyum dan ucapan syukurnya duluan dikeluarkan. Lha ini kok marah-marah ke mbaknya yang duluan keluar, hihihihi....!

NiQue mengatakan...

hehehe ... kebayang deh paniknya mas Eko, wajar kok mas. pasti pak satpam dan mba2nya juga maklum, siapa juga yg ga panik klo kehilangan anak seganteng lilo, toh? :D