Rabu, Maret 18, 2009

Capek Kok Bahagia, emang bisa?

"Pak Oke, tahu enggak komentar anak-anak yang sampeyan gojlok sampai termehek-mehek kemarin?", kata pak Yoga ketika kami jalan berendeng.

"Apa kata mereka?"

"Ada yang bilang, instrukturnya jangan yang tua-tua, diperbanyak yang model mbak Tria, muda dan cantik"

"He..he..he.. terus?"

"Ada yang cuma nggambar jempol, ada juga yang bilang kok cuma 3 hari, kenapa tidak 3 minggu?"

"4 hari bisa gempor mereka tuh", kataku sambil senyum

"Pokoknya lucu-kucu deh. Ntar sampeyan baca sendiri ya.."

Kamipun berpisah dengan menyisakan kelegaan buatku. Rasanya capek di badan jadi hilang ketika melihat manfaat dari hasil usaha yang kita kerjakan dengan sepenuh hati.

Malam pertama aku sudah mulai merasa salut dengan kelompok baru ini. Saat mata terkantuk-kantuk, mereka masih mau mendengar "ceramahku", padahal aku tawarkan untuk pindah jadwal.

Aku melihat materi malam itu sudah cukup berat dan mereka sudah terduduk sampai berjam-jam di ruangan yang dekat dengan bantal dan guling.

Akhirnya kubangunkan mereka dari duduk panjang dan kuajak sedikit stretching. Kasihan kaki mereka sudah pada kesemutan.

Ternyata mereka siap untuk mendengar "ceramahku", bahkan akhirnya ketika aku bercerita tentang lingkungan hidup, mereka sepakat untuk tidak merokok selama pelaksanaan out bound ini.



Hari kedua, mereka ditantang untuk menunjukkan siapa diri mereka. tantangan individu kita siapkan dan rupanya berhasil mereka lewati dengan baik.



Sore sampai larut malam, kita beri tantangan kelompok, dan kita lihat kekompakan yang luar biasa di masing-masing kelompok. Merekapun bersaing untuk menunjukkan jati diri kelompok masing-masing.

Semangat dari 3 kelompok yang sangat membanggakan.



Hari terakhir, sehabis sholat jamaah subuh, aku ingatkan mereka untuk kembali ke bumi. Ini saatnya untuk menunjukkan jati diri kita sebagai insan Waskita.

Mulai hari ini tidak ada lagi kelompok-kelompok dalam Waskita, karena semua ini adalah bagian dari keluarga besar Waskita.

Selesai memberi kultum, acara api unggun sudah menunggu.

Api unggun tapi dilaksanakan pagi hari, aku harus buat kondisi yang mirip malam hari, padahal ketika acara dimulai sudah kulihat cahaya fajar yang menyembul dari ufuk timur.

Kuminta mereka duduk santai dan kuajak untuk bermeditasi ringan.

"Pejamkan mata dan rasakan rumput lembut yang menyatu dengan badan kita. Tarik nafas dalam, hitung 2 hitungan, lepaskan nafas pelan-pelan melalui mulut dan rasakan tubuh kita makin dalam tertanam dalam bumi"

Kubuat mereka senyaman mungkin dan ketika kulihat suasana itu sudah masuk, kuberi tanda agar mbak Popy menyanyikan lagu "Ketika Tangan dan Kaki Mulai Bicara".

Perpaduan denting gitar Novian dan suara merdu mendayu Popy membuat peserta makin hanyut di alam lain.

Kuminta mereka untuk mengingat masa-masa indah mereka, masa-masa yang mebuat mereka bisa tersenyum ikhlas dan kulihat senyum di beberapa wajah yang mengelilingi api unggun itu.

Saat matahari mulai menerangi api unggun, saatnya mereka kuminta untuk membuka mata dan tersenyum pada saudara barunya yang ada di sampingnya.

Kuminta mereka juga menuliskan sifat yang mereka benci yang ada dalam diri mereka dalam potongan kertas kecil dan kuminta mereka meremas-remas kertas itu.

"Remas kertas itu. Singkirkan sifat itu dari diri kalian. Buang kertas itu dalam api"

Pagi yang indah itu menjadi saksi kebersamaan mereka dalam tim Waskita dan bukan dalam grup-grup kecil lagi.

Perjuangan terakhir mereka adalah menunjukkan kekompakan mereka sebagai sebuah grup besar yang terdiri dari tiga kelompok kecil.

Kulihat kekompakan yang luar biasa dari mereka. Tidak ada lagi rasa kedaerahan ataupun perbedaaan perguruan tinggi, Semuanya larut dalam satu kelompok besar untuk menyelesaikan satu tugas besar.

Kulihat juga senyum dari Direktur SDM ketika melihat kelompok besar ini berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Semua kelelahan ini akhirnya membuat kebahagiaan tersendiri bagi panitia penyelenggara. Suatu kerja keras dari Biro SDM yang patut diacungi jempol.

11 komentar:

plague doctor mengatakan...

wah, selamat ya mas
sukses acaranya

Eko Eshape mengatakan...

Ha..ha..ha.. aku sempat mikir dulu sebelum membaca arti dari nama cengengesan ini

Makasih doanya mas
Semoga semu aacara kita sesuai dengan rencana Tuhan
Amin

Salam

Unknown mengatakan...

Jadi instruktur sekalian refresing, sukses acaranya...
puuuuuaaasssss banget, selamat ya Boss

Eko Eshape mengatakan...

@Big SUgeng

iya tuh
enak banget
sambil bersenang-senang
ternyata menyenangkan orang banyak

salam

Anonim mengatakan...

Klo saya mau ikutan gmana nih mas eshape? sungguh, saya super epnasaran nih baca post nya mas eshape... hihihi.....

Unknown mengatakan...

Wah "the old soldiers" Waskita perlu outbound juga tuh... dibikin giliran gitu dan tentunya disesuaikan dengan usia... untuk refreshing, up grading (jasmani rohani), re positioning tujuan dll dll.. tugas BKSDM... salut and selamat pak Eko... aku dulu gak merasakannya... dan sekarang pengin gitu..

Belajar Blog mengatakan...

wehhhh...ga bisa koment mas
yang jelas jadi merasa kudu lebih banyak merenung tentang diri kita dan guna diri kita bagi yang lain

Belajar Blog mengatakan...

lupa satu hal..ijin pasng link mas di blog ane
teng's mas...

Eko Eshape mengatakan...

@Syamsul Alam
jadi pegawai Waskita aja mas Alam
ntar kita bisa lebh sering ketemuan

salam

Anonim mengatakan...

@Nurandono

pak DirKeu kemarin memang merencanakan begitu
mungkin dimulai dari kacab, kapro atau kabag ya

tunggu berita ya mas Nur

Eko Eshape mengatakan...

@DeeDee

makasih mau buat link kesini
kita memang harus lebih sering merenungkan diri ini ya...