Minggu, Maret 29, 2009

Kebersamaan Warga Montana menjelang Pemilu


Pagi hari, berdua dengan LiLo aku keliling kompleks pakai sepeda tandem. Dua bel sepeda saling bersahut-sahutan dengan maksud mengajak teman-teman kompleks untuk keluar dan kerja bakti.

Ada dua acara yang harus kuhadiri di pagi hari ini, yang pertama acara kerja bakti dan sosialisasi pemilu 2009 di kompleks dan satunya bersih-bersih markas usaha bersama CiMart, yang merupakan bagian dari Komunitas Insan Mandiri atau Koperasi Mutiara Insan Mandiri.

Tadinya suasana tetap sepi, padahal acara seharusnya dimulai setengah jam lalu, akan tetapi begitu kerjaan mulai dikerjakan, maka berturut-turut para penghuni kompleks mulai bermunculan.

Pak RT mulai memberi contoh mbersihkan got


Dimulai dari bersih-bersih got, akhirnya sampai pada kerjaan bongkar "man hole". Banyak sekali sampah yang seharusnya tidak masuk saluran ini, tetapi begitulah yang terjadi. Aneka ragam sampah masuk ke saluran air dan akibatnya sudah jelas, bila hujan
tiba air tetap saja menggenang.


anak kecilpun ikut

sampah yang mestinya tidak masuk ke got


Penggerak kerja bakti yang tak kenal lelah

Suasana yang tadinya sepi, makin lama makin meriah. Para penghuni kompleks yang tadinya adem ayem di rumah masing-masing mulai mengeluarkan ilmunya masing-masing, bahkan seorang warga asing yang ikut acara kerja bakti itu tidak segan-segan untuk memegang barang yang mungkin sehari-hari tidak akan pernah dia pegang.

Tumpukan sampah yang menggunung tidak menyurutkan para pekerja amatiran ini. Salah seorang wargapun dinobatkan sebagai pahlawan kompleks karena begitu totalnya dia membersihkan got, sampai kepalanyapun ikut masuk ke dalam lobang yang gelap dan jelas beraroma "sangat wangi".


Pahlawan RT melihat proses akhir pembersihan "man hole"

Teknologi canggihpun dilakukan, yaitu dengan memasukkan handycam ke dalam lorong saluran, sehingga dapat diketahui barang apa saja yang membuat saluran di bawah jalan itu mampet.


hati-hati ke"cemplung" ya pak...!

Di kelompok lain, rupanya ada kegiatan tersendiri, yaitu menanam pohon buah [mangga] di beberapa titik jalan. Inilah semangat Go Green di kompleksku.


he..he..he.. dapet pohon gratis

Alhamdulillah, di depan rumahku juga ditanami satu buah pohon baru. Lumayan, tinggal siap-siap untuk merawatnya saja secara rutin.

Di kelompok lain lagi, ibu-ibu rupanya ikut komunitas NU alias komunitas penyedia Nasi Uduk untuk mereka yang giat bekerja bakti. Gurauan khas ibu-ibu jelas membuat suasana makin meriah. Tahu sendirilah kalau ibu-ibu sedang ngumpul.

penyedia nasi uduk montana

Begitu asyiknya bekerja bakti, sehingga seperti tidak mendengar ketika pak RT bilang bahwa sebaiknya sisa pekerjaan yang ada [menerobos lorong di bawah jalan] diserahkan saja pada ahlinya. Paling dengan biaya 200 ribu, got di bawah jalan itu akan bersih, karena sudah kita rintis dengan memindahkan segunung sampah dari dalam got itu ke pinggir jalan.

Saat itulah tiba-tiba pak RT mendapat berita dari relawan yang sedang ada di lokasi bencana alam Situ Gintung. Langsung saja berita itu disampaikan ke warga dan para wargapun langsung menyambutnya dengan menyumbang semampu masing-masing. Aku sendiri tidak bisa ikut acara itu, karena aku nantinya pasti hanya akan menjadi turis saja disana.

Kubaca di koran pagi ini, bahwa ”turis lokal” itu justru akan mempersulit proses evakuasi dari tim SAR ataupun tim yang lebih berpengalaman dalam proses itu. Aku juga lebih percaya pada relawan dari partai-partai yang ikut pemilu ini, karena kutahu bahwa mereka sudah cukup berpengalaman dalam menangani bantuan untuk korban bencana alam.

Ketika siang sudah makin menjelang, maka acara makan pagi yang kesianganpun dimulai. Nasi uduk lengkap dengan telor, ayam goreng, tempe goreng dan kawan-kawannya akhirnya mampir juga ke perut kita. Acara makan ini seperti biasa diiringi oleh musik khas RT kami, lagu dangdut RH Oma Irama dan lagu-lagu dari Tom Jones. Perpaduan yang khas banget.

Usai makan nasi uduk, mulailah pak RT melakukan sosialisasi pencontrengan kartu suara. Ger-geran kembali mewarnai acara sosialisasi ini. Pertanyaan silih berganti ditanyakan dan jawaban selalu membuat penonton makin paham dengan yang disampaikan oleh pak RT.

Masalah para penonton nanti akan memilih golput atau tidak, tetap akan menjadi rahasia penonton saja, meskipun pak RT menghimbau agar warga jangan golput.

asyik mendengarkan sosialisasi pemilu

ketua KPPS melakukan sosialisasi pemilu


orang asingpun ikut memperhatikan sosialisasi pemilu

”Kita tunjukkan rasa nasionalisme kita pada Nusa dan Bangsa”, kataku nyeletuk. Membuat para penonton tambah ger-geran. Apalagi ketika mereka mulai mengomentari salah saorang warga asing yang tidak punya hak memberi suara di pemilu ini.

””Bapak nyoblos yang lain saja ya pak”, kataku yang makin membuat penonton tertawa lepas.

Akhirnya acarapun diakhiri dengan suka cita di hati masing-masing. Kamipun pulang ke rumah masing-masing, karena sebentar lagi akan datang para petugas "FOGGING" untuk mengasapi rumah masing-masing warga.

Salut buat pak RT dan jajaran pengurusnya, tidak lupa buat teman-teman warga kompleks Montana yang begitu hangat mengisi acara pagi ini. Bersama memang terasa ringan.

Akupun siap-siap untuk menuju markas CiMarT. Ada acara bersih-bersih di sana.


narsis berjamaah

6 komentar:

Edhi Heriyaman mengatakan...

wah seru banget kayanya pa..
kebersamaan memang menyenangkan

WONDEFULL UMROH - SUGENG mengatakan...

Momen-momen seperti ini adalah momen untuk membangkitkan kebersamaan dan silaturakhim sesama penghuni, tapi gotnya kok kotor sekali yaa

Eko Eshape mengatakan...

@Edo Dot Com

Memang benar mas Edo
kebersamaan itu langka
dan peristiwa hariMinggu itu merupakan suatu anugerah bagiku

Eko Eshape mengatakan...

@Big SUgeng

iya mas
gotnya kotor banget tuh

kita juga baru nyadar kalau ada teman-teman kita yang suka buang sampah sembarangan

krisna_stupid mengatakan...

wow..
semangat pemilu!
hahaha
kompak2 y warganya.

nurandono mengatakan...

hehehe jadi reporter enak ya... moto-moto, ngumpulin bahan reportase, pas makan ikut makan, terus bikin reportase... untung semuanya cuma butuh waktu total paling setengah jam... jadi ya sempet ikut kerja bakti... hehehe.... tulisan pak eko inspiratif,kegiatannya patut dicontoh .. juga akan jadi catatan sejarah montana dikemudian hari