Saat Sukarno membacakan naskah proklamasi itu, tidak banyak yang bisa mendengarkannya dan tidak akan ada yang mendengarnya kalau saja tidak ada orang kreatif yang beberapa tahun kemudian meminta SUkarno untuk merekam ulang pidato proklamasinya.
Yusuf, yang punya ide itu, langsung didamprat SUkarno."Proklamasi itu hanya sekali!", jawab Sukarno tegas.
Namun rupanya Yusuf tidak putus asa. Pencipta slogan "Sekali di udara Tetap di udara!" itu tidak kenal menyerah membujuk Sukarno, sehingga akhirnya di tahun 1951 SUkarnoi merekam kembali pidato proklamasinya.
Akibatnya, tidak terlihat adanya emosi yang seharusnya muncul seperti saat Sukarno membacakannya di tahun 1945. Backsoundnya juga terdengar sepi, soalnya belum ada mixing waktu itu untuk nambahi backsound.
Benarkah cerita di atas?
Aku ndengerin siaran Radio Delta FM, tangal 22 Agustus 2008, jam 17.00 ns.d 18.00. Yang diwawancarai anaknya pak Yusuf. Acara yang cukup menarik untuk disimak.
CMIIW
Salam