Sabtu, Maret 28, 2009

EARTH HOUR di MONTANA

Akhirnya saat yang ditunggu tiba juga. Aku keluar rumah menuju rapat persiapan pemilu 2009 sambil meminta anak dan istri untuk mematikan semua lampu rumah yang bisa dimatikan [emang ada yang tidak bisa dimatikan?].

Kemarin kawanku nanya tentang apa saja yang harus dimatikan di hari Sabtu, 28 Maret 2009, dari jam 20.30 s.d 21.30?

"Tidak ada kewajiban mematikan lampu ataupun alat listrik di tanggal dan jam itu", kataku

"Yang ada adalah rasa memiliki bumi dan keinginan untuk memperpanjang umur bumi. Jadi silahkan menghidupkan ataupun mematikan alat listrik yang ada di rumah"

"Jadi kulkas boleh nyala ya pak?", kata kawanku masih penasaran.

"Silahkan dinyalakan ataupun dimatikan. Semua terserah yang punya. Kita sifatnya hanya menghimbau, agar masih bisa mewariskan bumi yang cantik pada anak cucu kita. Yang lebih nikmat lagi adalah rasa kebersamaan dari semua penduduk bumi untuk sama-sama menikmati bumi tanpa lampu dalam waktu satu jam saja".

Di acara rapat persiapan pemilu 2009, masih juga ada yang nanya padaku,"Siapa sih yang nyuruh mematikan lampu satu jam itu. Apa pemerintah ya?"

Sambil tersenyum, aku kembali menjawab bahwa ajakan ini bukan dari pemerintah tetapi dari mereka yang peduli dengan bumi.

Hari ini memang hari yang luar biasa bagiku dan tentu juga bagi keluargaku.

Kemarin malam, kita rapat keluarga sambil tiduran di kasur, dan semua uneg-uneg keluar dari anak-anakku. Banyak sekali pelajaran yang bisa kudapat dari semua uneg-uneg yang keluar dari mulut ketiga anakku itu.

Aku memang masih harus banyak belajar untuk membuat keluargaku menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah. Terima kasih anak-anakku yang telah dan selalu memberi pencerahan padaku. Malam itu juga kuucapkan terima kasih pada Tuhan dan kuberikan hadiah yang sudah lama diinginkan anak-anakku.

Diskusi malam itu kututup dengan "PR" bagi anak-anakku, yaitu menyusun acara selama satu jam tanpa lampu di acara "EARTH HOUR".

Paginya, sehabis subuh, acara diskusi kita lanjutkan. Fokusnya adalah "PR" tadi malam, dan LiLo memulai usulan acara dengan model berpikir anak SD.

Kesepakatan akhirnya adalah membuat api unggun di belakang rumah, tetapi usulan ini dimentahkan oleh usulan istriku, yaitu membuat acara bakar jagung saja dengan bakaran jagung atau bakaran sate yang murah dan meriah.

Rencana yang begitu sempurna itu ternyata akhirnya gagal total. Istriku ternyata harus pergi ke Slipi untuk urusan kalung Biofir, sedangkan aku diundang rapat oleh Pak RT untuk acara kerja bakti mendadak besok Minggu, 29 Maret 2009.

Acara makin gagal total, karena disamping tidak sempat beli tempat bakar jagung, aku juga ternyata harus rapat persiapan pemilu 2009 pada saat acara "EARTH HOUR" berlangsung.

LiLo tertawa terpingkal-pingkal ketika tahu aku harus ikut acara yang pakai lampu pada jam lampu sebaiknya dimatikan.

"He..he..he.. bapak bodoh. Semua orang matiin lampu, bapak malah ngidupin lampu sama temen-temen"

Aku hanya bisa tersenyum kecut dan tidak bisa menjawab tertawaan LiLo.
[makanya jangan bilang orang yang tidak matiin lampu di acara "EARTH HOUR" adalah orang bodoh, kena sendiri deh lu !:-)]

Anda sendiri, di jam acara itu, apa yang anda lakukan?

 
Jadi kayak rumah tanpa penghuni [gelap gulita]

2 komentar:

Rusa Bawean™ mengatakan...

wahhh
pertamax nehhh
:)

Eko Eshape mengatakan...

@Rusa bawean

rumahku juga satu-satunya yang mati tuh
tetangga kanan kiri pada masih suka ngidupin lampu