Ide Menulis Masih Macet Juga
Ini cerita pak Dhe ketika ikut pelatihan blog. Tanpa ada angin tanpa ada hujan tahu-tahu pak Dhe harus ikut pelatihan blog bersama Ajiz, ponakan tersayangnya.
Keinginan yang kuat dari Ajiz untuk belajar ngeblog membuat pak Dhe harus menemaninya, karena orang tua Ajiz masih berhalangan untuk menemani dan peserta pelatihan blog tidak boleh ditemani oleh orang tuanya, artinya pak Dhe harus mendaftar juga sebagai peserta pelatihan blog.
Sampailah acara pelatihan pada acara tanya jawab, dan inilah salah satu rangakaian pertanyaan yang membuat peserta pelatihan tergelak-gelak mendengarnya.
"Saran mas Ismail sudah dilaksanakan, tapi kenapa masih juga gak bisa menulis blog mas?", kata Aini, salah satu peserta pelatihan blog.
Mas Ismail, sang instruktur, dengan tenang menjawab pertanyaan Aini.
"Coba apa saja yang telah dilaksanakan mbak ...Eee... Aini ya?", Ismail menyebut nama Aini setelah melihat name tag di dada Aini.
"5W satu H. What, Where, Why, When, Who dan How. Semua sudah tak coba uraikan tapi tetep macet juga mas", jawab Aini lugu. Peserta lain sudah mulai senyum-senyum, mungkin merasa senasib.
"Terus apa lagi yang mbak lakukan?"
"Aku juga sudah mencoba memotret obyek-obyek yang kuanggap bisa membuat aku punya ide menulis. Setiap obyek foto yang kubuat sudah kuberi nama sesuai kejadiannya, agar memudahkan aku mengingat kapan foto itu diambil dan dalam rangka apa....", Aini berhenti sebentar dan memperhatikan raut muka teman-teman sepelatihan yang melihat dirinya dengan penuh senyum.
"Terus ...."
"Kemudian kupandangi foto itu satu demi satu di komputerku, tapi ide menulis tidak juga muncul. Aku malah kepikiran yang lain-lain..."
"Ooo... kepikiran apa itu mbak?"
"Ya misalnya saat melihat foto anjingku, aku malah kepikiran kucing tetangga yang kemarin terlindas mobil gara-gara dikejar sama anjingku"
"Kemudian apa lagi..."
"Ya itu tadi mas, sudah sejam duduk di depan komputer, tidak ada satupun yang kuketik di blogku", peserta pelatihan mulai mengganti senyumnya dengan ketawa tergelak-gelak
"Jadi selain melihat foto, apalagi yang mbak Aini kerjakan?", Ismail sambil menahan senyum terus mencoba berinteraksi pada Aini. Ini memang tugas pokok seorang instruktur, melakukan komunikasi dua arah yang intens, sehingga semua peserta, tanpa kecuali, merasa dihargai.
"Kebanykan ya melihat foto itu mas. Malah jadi cekikikan sendiri, karena jadi inget kejadian yang lain"
"Apa itu misalnya..?"
"Misalnya waktu lihat foto ayamku, malah jadi inget ketika makan ayam goreng tulang lunak. Waktu itu kita rebutan sampai nasinya tumpah kemana-mana", Aini menjawab pertanyaan Ismail dengan senyum simpulnya.
Meledaklah kelas itu mendengar gaya Aini menjawab pertanyaan Ismail. Lugas dan lugu.
Setelah kelas mereda, maka Ismail kembali ke depan kelas dan bertanya pada para peserta pelatihan.
"Ada yang bisa bantu mbak Aini menulis blog. Silahkan tunjuk jari dan sampaikan idenya untuk mbak Aini"
Para peserta pelatihan yang masih tertawa geli saling bersahutan menyampaikan saran tapi tidak didengarkan oleh Ismail, karena Ismail ingin ada ynag mengacungkan jari tangan.
Akhirnya Ajizlah yang mengacungkan tangan.
"Wow... blogger cilik mau ngasih ide? Tepuk tangan semua untuk adik cilik ini", Ismail kelihatan senang karena yang mengacungkan jari justru adalah seorang anak-anak.
"Tepuk tangan sekali lagi buat mas ...AJIZ!"
"Oke mas, apa idenya?"
Dengan mata beningnya, Ajiz menjawab,"Mbak Aini cukup menulis apa yang diceritakan pada pak Ismail tadi dalam blognya"
Pak Dhe tersenyum simpul di samping Ajiz. Luar biasa anak kecil ini. Suatu ide yang biasa-biasa saja, tapi jadi bermakna karena disampaikan dalam forum yang pesertanya sebagian besar orang yang sudah dewasa.
Ajiz telah menunjukkan dirinya sebagai seorang anak kecil dengan hati yang bening dan semangat yang tak kenal padam. Selalu menyala biarpun hari sudah sore.
Pelatihan blog hari ini membuat pak Dhe kembali bersyukur telah diberi hari yang hebat oleh Sang Maha Kasih.
=======
Artikel terkait.
Caraku menulis Blog [1] : Menulis dan teruslah menulis
Caraku menulis Blog [2] : Saat Kehabisan Ide
Blog Anak Klas 3 SD
Tips belajar ngeblog
Dandani Blogmu Sebelum Datang Tamumu
Caraku menulis blog [4]
10 komentar:
coba kalo aku hadir di sana?
hmmm seru kali ya
:0
hahahaha.... mas cocoknya jadi pak Ismailnya tuh..
salam
siip
@Mas David
makasih koemntarnya mas David
Salam
btul om kadang kita tidak menyadari bahwa sebenarnya sangat banyak sekali hal yang bisa kita tulis di blog kita, cuman mungkin faktor yang biasa menghambat bagi blogger pemula seperti saya dan yang lainnya adalah terikat akan keinginan konten yang perfect luar dalam, sehingga dalam aktifitas blogging sering merasa kurang mendapat inspirasi..
ada satu niat yang patut kita jadikan sebagai semangat menulis
dengan menulis, maka kita jadi lambat untuk pikun
jadi pakailah niat untuk lambat pikun sebagai motivasi untuk menulis
(ini nasihat untuk diriku sendiri ya...)
ketika membacanya, ko sosok mba aini itu seperti saya yah (doh) secara saya juga kadang merasa sulit sekali untuk bisa menuangkan apa yang ada dibenak ini di blog, padahal keinginan selalu ada namun yaaa seperti jalanan di jakarta di pagi hari, cett macceettt (haha) akhirnya, apdet blog ya se-ena'e dewek, ato kalo orang sunda bilang "lah kumaha rajeunna lah, rajeun ngapdet nya ngapdet, henteu rajeun nya hiatussss" (rofl)
#azis mangstaffff (rock)
terkadang sesuatu yang sederhana sekalipun akan menjadi suatu kesulitan yang sangat luar biasa sekali, untuk diungkapkan, dan apalagi dituliskan. ya... ketika sesuatu yang sederhana itu nyatanya belumlah kita kuasai. so, memulai, belajar, belajar, dan belajar adalah kemungkinan besar daripada jalan semuanya itu (dance)
menulis itu tampak susah kalau tidak pernah dicoba..
Makasih buat semua yang telah menulis komentar disini.
Entah nyelip dimana, aku baru tahu kalau ada beberapa komentar yang tidak sempat kukomentari
Salam Sehati
Posting Komentar