Tampilkan postingan dengan label nasi goreng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label nasi goreng. Tampilkan semua postingan

Senin, Januari 23, 2012

Jalan-jalan sore di Ambarukmo Plaza Jogja

Mumpung bisa ketemu sekeluarga, maka sore ini kitapun sepakat untuk nonton film, makan dan ngobrol bersama. Pilihan jatuh ke Amplaz, Ambarukmo Plaza. Kayaknya itulah salah satu pilihan terbaik untuk jalan-jalan bersama sekeluarga.
Ada bioskop yang cukup representatif, resto yang reasonable dan tempat yang cukup nyaman untuk ngobrol bersama, sambil makan.

Begitu masuk ke Amplaz, Lilo langsung menukarkan point telkomsel dan dapat sebuah topi cantik berwarna merah. Banyak sebenarnya yang antri dan Lilo kebetulan segera ditanggapi penukaran pointnya, sehingga langsung dapat meninggalkan lokasi.

Tontonan yang dipilih adalah Mission Imposible untuk anak-anak dan untuk Ibunya memilih The Latest Love. Aku tentu saja ngawani ibunya nonton film cinta remaja. Itung-itung nostalgia.
Selesai nonton langsung sholat Maghrib di Mushola Amplaz yang seperti biasa penuh sesak. Ini mushola yang cukup bersih sehingga laris dikunjungi oleh para jamaah. Terima kasih untuk manajemen Amplaz yang telah menyediakan mushola yang laik pakai.

Perut yang keroncongan membawa kita untuk memasuki ruangan food court. Pesanannya standard "Nasi Goreng" dan Nasi Uduk. Pokoknya apapun restonya, Nasi Goreng menunya. Itulah khas mbak Luluk dan Lilo.

Mereka baru mau pesan menu selain nasi goreng kalau ketemu masakan Jepang atau sejenisnya. Mungkin sudah begitulah tren anak-anak sekarang. Lebih suka makanan dari luar negeri dibanding makanan khas leluhur kita.

Aku pesan nasi uduk dan ayam bakar tulang lunak. Wajahnya kurang menarik tapi rasanya cukup memadai untuk perut yang lapar ini. Sementara itu dua piring nasi goreng dari Luluk dan Lilo licin tandas tanpa sisa. Hanya timun dan tomat saja yang ditinggalkan.
Anak-anak sekarang juga punya ciri tidak suka makan sayuran.Mulai dari tomat, wortel, timun dan sebagainya.

Selama menunggu, anak-anak juga lebih asyik dengan bacaan masing-masing daripada ngobrol dengan bapaknya yang sudah meletakkan semua gadgetnya untuk ngobrol di acara makan malam ini.
Ibunya juga asyik SMS sendirian, sehingga tinggal aku saja yang memandangi anak istri khusyuk dengan "doa"-nya masing-masing.

Inilah potret keluarga masa kini, karena mungkin juga hal ini terjadi di keluarga yang lain. Semoga ke depan dapat ketemu tipe yang lebih baik dari tipe hari ini. Amin.

Salam sehati.

+++
Bacaan Lita Haslita Nisa, Perahu Kertas.

Bacaan Luluk Tresnaningtyas, aku sendiri belum jelas judulnya apa. Kata Luluk, "gambarnya bagus pak, jadi aku suka.."

Sabtu, Maret 22, 2008

Lomba Masak (nasi goreng)

Ada resep untuk menjadi juara lomba masak nasi goreng, dengan catatan yurinya memang cukup profesional, bukan asal yuri-yurian. Untuk yuri yang sangat profesional aku tidak yakin resep ini berlaku, meskipun yang ngasih tahu aku adalah yuri yang sangat profesional.

Sebelum memasak, lakukan hal-hal berikut :
1. Semua perlengkapan masak dalam kondisi siap pakai (bersih dan rapi di tata di atas meja lomba).
2. Wajah menunjukkan muka yang ikhlas untuk memenangkan lomba.

Pada saat proses memasak, pastikan hal-hal ini :
1. Setiap selesai melakukan satu proses memasak, meja langsung dibersihkan dan sampah dibuang di tempatnya.
2. Lakukan semua proses dengan gembira, ikhlas dan jangan pernah menyalahkan teman (bila lomba diadakan model grup bukan perorangan). Ingat senyum yang ikhlas adalah bibir ditarik 2 cm ke kiri dan 2 cm ke kanan (seimbang)

Setelah proses memasak selesai, maka yang dilakukan hanyalah merasa yakin sudah menang dan segera bersyukur karena telah diberi nikmat memenangkan lomba oleh Allah swt.

Resep ini ketika kulakukan ternyata aku “hanya” menjadi juara dua. Why?

Rasa masakanku dianggap paling lezat, proses masak juga mengindahkan kaidah K3 (bersih dan aman), hanya saja hiasan yang kita buat memang gak jadi-jadi. Tadinya mau buat hiasan pesawat pakai timun tapi sampai bel berbunyi hiasan gak jadi-jadi, sehingga dari sisi penampilan paling “enggak” deh…


Akhirnya memang kita harus ikhlas, bahwa ada yang lebih baik dari kita. Ini suatu pelajaran yang harus menjadi rangsangan untuk melakukan improvement di lomba yang akan datang.

Kemarin aku masak nasi goreng dengan berbagai macam ilmu, dan hasilnya sampai pagi ini nasi gorengnya belum habis dimakan (keasinan 'kali!:-)

Inysa Allah, bisa juara lagi dan di rumah juga bisa masak dengan lebih enak dibanding saat lomba. Amin.

Senin, Maret 17, 2008

Nasi Goreng 39

Hari Minggu adalah hari keluarga, artinya aku lebih banyak nurut apa yang mereka maui dibanding hari kerja, dimana mereka tidak bisa mengaturku dengan keinginan mereka.

Pagi-pagi aku sudah disuruh mbuat nasi goreng. Maklum di kampung dulu aku pernah juara masak nasi goreng, demikian juga ketika sudah kerja, masih juga dapet nomor juara lomba nasi goreng.

Begitu masuk dapur, ternyata gak ada bawang merah dan bawang putih. Wah, bumbu utama gak ada gimana ini. Anak-anak jadi “nglokro”, lemas, melihat kondisi itu.

Untung mataku melihat ada plastik berisi bumbu pecel. Segera saja kuambil secukupnya, kucampur gula jawa untuk menyamarkan rasa pedasnya, karena anakku nomor dua gak suka pedesnya.

Ambil margarine, dan “bumbu nasi gorengpun” langsung dimasukkan ke penggorengan. Untuk lebih lengkap lagi, maka sisa-sisa lauk tadi malem, ada tahu tempe bacem, telur, peyek, dll tak masukin juga.

Jadilah nasi goreng istimewa versi Montana 39. Montana adalah "cluster" tempat tinggalku saat ini. Kalau angka 39 itu asal comot aja, gak ada hubungannya dengan lagu 39-nya Queen.

Hari Minggu di rumah memang selalu penuh keceriaan. Insya Allah sampai kapanpun selalu kudapat keceriaan itu.

Amin.

…………