Selasa, Desember 14, 2010

Fly me to the Moon


Hujan-hujan, sehabis sholat jamaah kami berkumpul dan ngobrol di tikar. Sajadah sudah dilipat dan mulailah perbincangan khas keluarga dimulai.

"Bapak suka cerita dimana-mana, sekarang saatnya cerita di depan keluarga"

".........."

"Ini sebuah permainan dengan judul DENGARKAN SAYA..."

"Pasti sama dengan yang tadi sore, PERHATIKAN SAYA..."

"Ini adalah permainan saat jadi instruktur outbound dan kondisi di luar hujan deras"

"..................."

"Oke, kita mulai ya..."

"....................."

"Ini adalah cerita jaman nanti, sekitar tahun 2050. Saat itu dunia sudah sangat berubah. Kita bisa pergi kemana-mana dengan sangat mudah. Oke ? Siap?"

"Ya..."

"Perkenalkan nama saya Eko. Nanti di tahun 2050, kalau masih hidup, saya mau pergi ke Ethiopia, ingin menyaksikan keadaan alam disana apakah sudah berubah, tidak ada lagi kelaparan dan saya akan bawa Elang, karena disana mungkin sudah tidak ada lagi yang pernah melihat burung Elang"

"..................."

"Nah, siapa yang mau melanjutkan?"

"Aku pak, aku pak, Aku tahu"

"Oke.."

"Namaku Luluk, aku mau ke Laos bawa laptop aja"

"Bagus, mbak Luluk mau lihat Laos jaman nanti kayak apa setelah dibantai oleh PSSI. Bawa laptop? Tentu boleh dong, daripada jemu kalau pas bete..."

".........aku Lilo mau ke Mekah bawa ...."

"Gak boleh. Gak boleh ke Mekah Lo..."

Suasana jadi riuh karena penolakanku ini. Kenapa ada yang boleh dan kenapa ada yang tidak boleh? Mbak Luluk yang sudah memahami permainan ini hanya ikut senyum-senyum saja setiap adiknya menjawab salah.

Akhirnya Litha bisa menjawab dengan benar dan kemudian disusul oleh Lilo. Paling akhir sebagai penutup adalah ibunya anak-anak.

Acara baru berhenti ketika adzan Isya terdengar dan kita kembali sholat berjamaah.

Tidak ada komentar: