Sabtu, Maret 07, 2009

Old Shatterhand : Pendekarnya Karl May

Sebenarnya kalau mau mencari orang paling narsis di dunia ini ya Old Shatterhandlah orangnya. Dengan santai dia bisa cerita tentang betapa sulitnya melakukan suatu perbuatan dan akhirnya ditutup dengan kenyataan bahwa di dunia ini yang bisa melakukan perbuatan itu hanya Winnetou dan dia atau kadang-kadang malah hanya dia yang bisa melakukannya.

Sihir Karl May yang begitu kuat telah meracuni para pembaca kelahiran tahun 50 atau 60an, sehingga kenarsisan Old Shatterhand tidak pernah terasa oleh mereka. Yang justru muncul adalah semangat kepahlawanan, semangat persaudaraan dan semangat kesetiawakanan yang begitu kental mewarnai semua karya-karya Karl May.

Seperti para penggemar wayang kulit yang tidak juga bosan menonton pertunjukkan wayang kulit walaupun telah tahu isi ceritanya, maka para penggemar Old Shatterhandpun tak pernah bosan untuk membaca ulang karya-karya Karl May.

Pukulan bak halilintar, yang sanggup menjatuhkan seseorang sebesar apapun dengan sekali pukulan, rasanya tidak banyak dimiliki oleh seorang jagoan, tapi begitulah adanya Old Shatterhand. Kita tidak pernah protes dengan kemampuan luar biasa sang Old Shatterhand, karena yang kita lihat adalah semangat membela yang lemah dan semangat pantang menyerah yang begitu utuh ditunjukkan oleh Old Shatterhand.

Di Indonesia ini memang kita kenal sosok Pandu yang merupakan “titisan” Old Shatterhand, bukan dalam hal kemampuannya memukul jatuh musuhnya tetapi lebih dikenal sebagai penggemar fanatik karya Karl May, yang seolah-olah mau melakukan apa saja asal orang yang dikenalnya mau membaca buku Karl May.

Menerbitkan buku karya Karl May tentu bukan perkara mudah, apalagi dengan modal hanya 27 juta [Kompas, Sabtu 7 Maret 2009 halaman belakang]. Pada kenyataannya, meskipun masih memendam berbagai kesulitan dalam menerbitkan buku-buku Karl May, tapi ratusan buku sudah berhasil naik cetak. Bahkan pemesan yang menjadi anggota milis Karl May bisa mendapat diskon khusus, sehingga memang bukan untung yang dicari oleh Pak Pandu, tapi bagaimana supaya semangat persaudaraan versi Old Shatterhand bisa meracuni seluruh pembaca di Indonesia.

[Pak Pandu di Kompas Sabtu 7 Maret 2009 halaman belakang]

Aku sendiri akhirnya ikut hanyut oleh semangat pak Pandu dan berhasil meracuni anak-anakku untuk membaca karya-karya Karl May. Memang anak-anak sekarang lebih condong untuk membaca komik Jepang, sehingga bacaan non Jepang tentu akan membuat kekayaan anak-anak makin bertambah.

Patut disambut juga karya-karya baru yang menghiasi khasanah buku di Indonesia. Laskar Pelangi yang fenomenal, ataupun Sang Kambing Jantan yang gokil abiz, tentu akan menambah kekayaan batin para pembaca buku di Indonesia.

Saat ini beberapa pemerhati buku masih menganggap buku bacaan masih perlu ditingkatkan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Minat baca dianggap sudah membaik, tetapi mahalnya buku masih menjadi kendala untuk memenuhi kenaikan minat baca ini, sehingga para penerbit masih harus berhitung untuk menerbitkan suatu buku.

Buku bagus belum tentu laku, dan buku laku belum tentu bagus. Sama dengan lagu bagus belum tentu laris, sedang lagu laris juga belum tentu bagus [dimata para kritikus].

Dalam “sharing” antara pengarang dan pembacanya di acara pameran Buku Nasional 2008 tahun lalu, seorang pengarang dengan tegas menolak permintaan penerbit untuk membuat tulisan sesuai permintaan penerbit.
Apa yang terjadi kemudian?

Sang pengarang tetap berkibar dan sang penerbit akhirnya harus menerima tulisan versi pengarang bukan versi penerbit. Ini tentu semangat yang sangat baik untuk ditularkan kepada para pembaca dan pengarang yang juga hadir di acara itu.

Dengan semangat yang kurang lebih sama, Pak Pandu dan kawan-kawanpun berjuang dengan segala cara untuk menerbitkan buku-buku Karl may, bahkan dilakukan dengan lebih ekstrim lagi, karena mereka tidak mau buku ini diterbitkan oleh sembarang penerbit.

Mereka terbitkan sendiri buku-buku itu, karena mereka tidak yakin dengan editor yang ditugaskan oleh sang penerbit yang bisa jadi tidak memahami semangat Old Shatterhand. Semangat yang hanya dipahami oleh pembaca setia karya-karya Karl May.

Anda punya pendapat lain tentang karya-karya Karl May?

Silahkan sampaikan dalam milis Karl May.




Subscribe to indokarlmay





Howgh !

nb
komentar pembaca di GoodReads
[hanya dipilih yang bener-bener "demen" sama Karl May ya...]


Hasna Diana Nurrahmannisa
Hasna Diana rated it: 5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars
01/31/08
bookshelves: fiction, winnetou
Read in December, 1987
aku baca buku ini pas masih SD, pinjem baca dari perpus sekolah..

persahabatan, setia-kawan, keberanian, dan petualangan disuguhkan dengan sangat menarik.. (mirip cerita Harry Potter donk..) yup, mirip.. hanya dengan latar belakang yang berbeda..
tapi teuteup, sama menariknya..

sejak baca buku ini, diana kecil jadi doyan melahap buku-buku perpus di sekolah..

Emon
Emon rated it: 5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars5 of 5 stars
09/04/08
I read this book a long time ago when I really crushed to Kary May and his works.

This book is the first (and beginning) American Series of Karl May. It begins when Carlie (or later known as Old Shatter hand) came to the USA from Germany and worked for construction. It led him to meet his blood brother and his best friend, Winnetou, the head of Apache tribal after the death of his father.

It describes why Carlie and Winnetou had quarrel and how it turned to friendship. How Winnetou's father and sister had been killed by their eternal enemy. This book is the beginning from all Karl May's adventures with his best friend in America.

Almost of Karl May's books have moral message such as love the environment, how people actually can get much things from the environment, and eternal friendship. Old Shatter Hand friendship with Winnetou made me cries. It made me so touched.

I think this book is suitable for children or teenagers since it has many good messages and lesson learned. For grown up people like me, it's just like a memorabilia.

9 komentar:

Anonim mengatakan...

waduh
kurang terlalu kenal
kalau Karl Max
kenal
hehehe

Syamsul Alam mengatakan...

wew... bacaannya mas Eshape sangar betullll hihihi.......

Aku juga pengen tau rasanya keracunan nih... wkwkkwkwkwk.....

Belajar Blog mengatakan...

wah...jadi inget petulangan di prairie bersama old shuterhand apalagi kisah dia ketika berhasil menggunakan senapan berburu yang tidak bisa dipakai satu orangpun dan bisa membunuh serigala grizzly dengan menggunkan pisau serta petualangan dia sampai ke negri timur tengah..
banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah2 karl may..
kisah persahabatan,kebenaran,berpandangan positif dan sebagainya
wah dimana ya saya bisa dapetin buku atau komik2nya??

Eko Eshape mengatakan...

@Rusa Bawean

Yang kena racun memang mereka yang lahir tahun 50an atau 60an,he..he..he.. bapaknya lahir tahun berapa hayo?

sekarang para penggemar Karl May akan menebarkan racun ini dengan berbagi cara baru

Eko Eshape mengatakan...

@Syamsul Alam

tahun 70an ketika kubaca buku ini, aku langsung punya pikiran, nanti kalau aku punya anak, maka dia harus pernah membaca buku ini

jadi kusarankan mas Alam untuk mulai mencari buku ini

dijamin mas Alam akan mendapat pencerahan yang luar biasa dari buku ini

BTW harus punya bayangan tentang dunia Amerika jaman dulu ya

padang hijau dan bison yang berkeliaran secara bergerombol

yang sekarang sudah musnah semua

di jamannya,
tulisan ini jadi kontroversial, karena ditulis oleh orang kulit putih dan isinya pro indian

salam

Eko Eshape mengatakan...

@DeeDee

berhasil menggunakan senapan berburu yang tidak bisa dipakai satu orangpun
>> senapan pembunuh beruang [si henry ya...]

dan bisa membunuh serigala grizzly
>> tepatnya beruang grizzly

petualangan dia sampai ke negri timur tengah..
>> namanya jadi Kara Ben Nemsi ya...

banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah2 karl may..
kisah persahabatan,kebenaran,berpandangan positif dan sebagainya
>> itulah yang membuat kisah petualangan ini layak dibaca oleh generasi muda kita

wah dimana ya saya bisa dapetin buku atau komik2nya??
>> join di milisnya bisa dapet diskon tuh
>> di Gramedia atau Gunung Agung ada juga kok

Belajar Blog mengatakan...

iyah mas ehape aku lupa..bener..beruang grizzly..saat itu dia tidak dipercya karena bisa membunuh beruang grizzly tp bisa dibuktikan karena luka tusuk tepat mengenai jantung si beruang dan hanya si old shutterhand yang mempunyai pisau besar saat itu
yah kara ben namsi waktu dia pergi ke timur tengah..
jujur mass...jadi gemetar ngebaca tulisan mas ini..ingatan beralih ke masa kecil dulu..ini bacaan favorit sampai dengan tua gini....(mode on:sadar)
iyah deh mas..langsung meluncur k toko buku
dulu kalo ga salah detik.com pernah memuat beberapa seri dari petualanan karl may ini tp ntah napa kok trs hilang
sekali lagi mas.....teng's banget
bravo!!!

Eko Eshape mengatakan...

wah pak Pandu pasti seneng mbaca komentar ini

obsesinya memang semua orang indonesia mbaca buku ini, sehingga semangat persaudaraan kembali tumbuh di negeri yang mestinya sangat bersaudara ini

salam

rudianto mengatakan...

halo pak Pandu
saya penikmat setia Old Shatterhand, dari mulai komik lawas yang masih single warna (coklat/krem) ampe yang versi full colour.
hampir semua tokoh di dalamnya saya kenal, sahabat Sam, Kepala Suku Indian Apache, musuhnya Chommanche, wah banyak deh...ampe tehnik tembak otomatis dengan memanfaatkan tenaga panas (besi dipanaskan, dan di dudukan di pelatuk senapan milik old shatterhand)...semuanya deh pak Pandu...saya dulu selalu di belikan bacaan ini oleh ayah saya, setiap dia pulang kantor, pasti mampir di gunung agung/gunung mulia kwitang buat beli komik ini...btw pak Pandu teman mas Bobby AFW ya?kebetulan sepupu saya