Rabu, September 05, 2007

NEGOSIASI

Lho Gitu TA.....?!?

Aku lupa tanggal dan tahunnya, tapi aku masih terkenang peristiwanya, seolah-olah itu masih kejadian kemarin sore.

Aku yang sering manggung bersama mas Teguh (IKIP Sadhar) dan mas Tri Sudarsono (IKIP N) untuk ngisi acara di Yogyakarta, maupun di kota-kota lain (termasuk Jakarta), sore itu didatangi tamu dari Jakarta.

Kitapun negosiasi tentang honor yang harus disepakati bersama. Biasanya sih untuk di Yogya kita sering dapat tawaran job dengan nilai seputaran 25 ribuan, bahkan kadang-kadang solidaritas sesama seniman membuat kita naik pentas tapi nombok (tidak dibayar tapi harus mengeluarkan biaya sendiri untuk transportasi).

Di Kudus, bahkan pernah main sama EmHa, dan dapat honor seadanya (malu nyebutin angkanya). Ya, bisa main ke Kudus tanpa biaya sudah seneng kok (waktu itu). Sampai hari inipun aku masih bersahabat baik dengan yang ngundang (soalnya masih sekantor sih).

Paling tinggi kita dapet honor 50 ribuan deh saat itu. Harga sepeda motor DKW (50 cc) tahun 80an sekitar 35 ribuan, jadi kamipun pernah punya DKW (kecuali mas Teguh yang paling seneng jalan kaki kemanapun dia pergi).

Akupun bisa beli sepeda motor Honda bebek 90 cc, yang karena rusak mesinnya diganti dengan mesin Honda S90 (tahun 70an), dan jadilah Honda bebek 90 cc tetapi pakai kopling (dipasang di tangan kanan). Dijamin mati deh kalau gak tahu rahasia naiknya.

Kembali ke peristiwa sore itu, aku iseng menawarkan honor sebesar 7,5, soalnya mainnya di Kolaka Sulawesi. Dengan catatan, kita gak boleh ikut pusing mikir akomodasi. Tahu beres deh. Maksudnya dengan honor sebesar 75 ribu, kita bisa bawa pulang tanpa dipotong biaya ini itu.

Negosiasipun berjalan dengan cukup alot, meskipun akhirnya putus di angka 6. Kamipun bersalaman tanda “deal”, dan sebagai bukti kesepakatan ditanda tangani kuitansi DP. Tanpa melihat kanan kiri,langsung saja diteken.

Ketika mereka menyerahkan duit tanda jadi baru kita jadi gelagapan. Apalagi ketika mereka bilang, bahwa pertunjukkan nanti tidak hanya sekali, tapi beberapa kali dan masih akan bisa berubah karena kadang-kadang dari daerah minta tambahan slot pertunjukkan. Maklum mereka punya unit usaha di beberapa tempat.

Seperginya mereka, kami terlongong menghitung duit sebanyak 200 ribu sebagai DP salah satu pertunjukkan. Lha kita minta 75 dan hasil negosiasi jatuh di angka 60 kok dikasih 200?

Akhirnya kita sadar, saat menyebut angka 7,5 rupanya “penampa” mereka (maksudnya yang mereka pahami) adalah 750 ribu per pertunjukkan. Jadi wajar kalau mereka ngasih 200 sebagai DP, soalnya saat itu Warkop dapet honor 1,5 juta untuk sekali show dan bisa turun kalau beberapa kali show.

Jadi gitu ta?

Tidak ada komentar: