Rabu, Desember 31, 2008

Kriminal di Jababeka


Pagi-pagi aku terima SMS dari pak Yani, salah seorang penduduk Perumahan Cikarang Baru yang sangat peduli dengan kondisi keamanan kampungnya.

Bergini bunyinya :

"Pak barusan tadi pkl. 4-00 ada perampokan mobiI xenia di jl irigasi raya D2/69. RT09RW07 Jayamukti.Perum Cikarang Baru rumah bp. Yudhi".

Wah, lokasi ini dekat sekali dengan rumahku. Benarkah berita ini? Aku belum melakukan konfirmasi, mungkin ada pembaca blog ini yang sudah mendapat berita juga, mohon dapat melakukan update terhadap berita ini.

Beberapa berita tindakan kriminal di Cikarang Baru rasanya telah mencoreng kampung ini. Rasa aman yang didambakan semua warga jadi terusik, sayangnya tidak terlihat tindakan nyata dari aparat setempat [atau saya yanhg tidakmelihatnya ya?]

Jababeka yang punya patung Kuda begitu indah jadi sasaran para kriminal?
Wah, gawat juga tuh kalau memang benar.

Yang jelas di Montana, kegiatan keamanan juga mulai lebih ditingkatkan. Meskipun ada semboyan bahwa polisi selalu kalah selangkah dibanding maling, tetapi tak ada salahnya terus waspada.

Salam waspada.

Tikungan Iblis, TIM 30 Des 08


Anakku LiLo [8 tahun] bertahan sampai akhir pertunjukkan, ketika nonton Tikungan Iblisnya Teater DInasti. Mungkin, malam itu dia adalah penonton terkecil di Gedung Graha Bakti Budaya TIM.

Ini memang pentas yang sarat dengan nostalgia, kalaulah ada nuansa Gandrik disana, atau nuansa Kiai Kanjeng disana, maka memang beitulah adanya. Teater Dinasti memang adalah induk dari kelompok-kelompok itu, sehingga warna pementasan merekapun terlihat tidak jauh berbeda.

Panggung yang ditata secara minimalis, memang disengaja untuk mengedepankan kekuatan masing-masing aktor pendukung pementasan ini. Aktor gaek, mas Joko Kampto, terlihat masih sangat piawai [boleh dibilang semakin matang] dalam membawakan peran iblis yang begitu mengharu birukan pementasan itu.

Penonton dibuat terkesima oleh sang iblis yang ternyata begitu hormat pada Muhammad SAW dan begitu santun menyampaikan "nasihatnya". Ibli scukup satu, tak perlu banyak-banyak, karena akan susah melakukan identifikasinya. Satu iblis sudah cukup untuk membuat manusia menjadi serakah, rakus dan anarkis.

Lakon sepanjang hampir 3 jam ini, lebih lama dibanding ketika dipentaskan di Yogya, memang jadi terasa kedodoran menjelang akhir pertunjukkan.

Beberapa tambahan dialog telah memperkaya pementasan ini. LiLo, di akhir pertunjukkan, sangat terkesan dengan istilah Keris KAPAK [tanpa huruf A] ataupun keris tebar pesona, yang merupakan tambahan dialog di panggung TIM ini.

Aku sendiri memang tidak menonton pertunjukan Tikungan Iblis [TI] di Yogya, tapi istriku dengan cermat menunjukkan adegan-adegan yang tidak ada di pementasan Yogya.

Adegan terakhir juga terlihat kurang klimaks, sehingga penonton termanggu-manggu, mengira masih ada adegan lain, sementara pemain sudah undur diri dari panggung.

Pengobrak-abrikan adegan atau dialog ini rupanya memang disadari oleh teater dinasti, karena mereka tidak menjadikan teater sebagai Tuhannya, tetapi teaterlah yang harus mengabdi pada mereka.

Ini memang bukan pertunjukkan teater seperti yang menjadi pakem teater, karena naskah ditulis berdasar subyek ataupun faktor-faktor apa adanya yang terjadi dalam komunitas teater dinasti. Telah dilakukan sekian kali pemotongan, pengembangan, ataupun modifikasi teks ketika kenyataan dalam latihan menunjukkan adanya teks yang lebih pas.

Pengurangan ataupun penambahan jumlah pemain tidak menjadi masalah, karena yang dilakukan hanyalah perubahan teks. Jadi mirip dengan cerita dalam blog yang alur ceritanya tidak dibuat sejak awal tetapi mengikuti selera pembacanya.

Lepas dari semua kekurangan yang ada, pementasan ini boleh dibilang sangat sukses. Inilah parameternya :

1. Anakku yang umur 8 tahun, bisa mengerti jalan cerita dan misi yang disampaikan oleh pementasan TI ini, dengan bahasanya sendiri [meskipin dia sempat "terlelap" sebentar menjelang akhir pementasan]
2. Tiket "sold out" [aku minta maaf sama partai PK* yang karena tidak segera mbayar tiket, terpaksa tiketnya diserahkan panitia ke sakuku]
3. Penonton benar-benar tersihir oleh pementasan itu, sehingga tidak ada gangguan sedikitpun dari penonton [justru ada sedikit gangguan dari "sound"]
4. Penonton masih asyik berkumpul di sekitar gedung pertunjukkan membahas isi pementasan [jangan tanya yang ikut nyalami para pemain di belakang panggung, sampai WIratno Hanura saja menyempatkan diri menyalami mereka]
5. Komentar salah seorang wartawan yang memuji pementasan itu.
6. Komentar istriku yang rela nonton berkali-kali, dan masih mau nonton lagi kalau ada pentas lagi.
7. Komentar nomor 5 dan 6 kayaknya kok subyektif banget ya? Mohon diganti saja [silahkan yang nonton TI untuk ikut mengganti komentar nomor 5 dan 6]

Pokoknya tidak rugi nonton TI [baca sendiri saja di htp://www.tikunganiblis.com/]




updated:
rombongan baru bisa kembali ke yogya sekitar jam 05.00 [karena busnya bermasalah]
begitu kata mas Jemek via FB

Senin, Desember 29, 2008

D'Cost MB5 HK5


Sudah lama aku dan teman-teman berlangganan makan di D'Cost, warung makan bersuasana mewah dengan motto [?] "Mutu Bintang Lima dan Harga Kaki Lima".

Warung makan ini ada di berbagai tempat, baik di Jakarta [langgananku sih di Kelapa Gading], Bekasi maupun di Tangerang.

Begitu datang kita sudah disambut senyum ramah para penerima tamu, diarahkan ke meja yang cocok dan kemudian seseorang akan menanyakan pesanan kita begitu kita sudah menerima menu dari mereka.

Pesanan kita langsung mereka catat di PDA dan kemudian langsung di print [via wireless?], sehingga beberapa saat kemudian hasil printnya sudah ditempel di meja kita [untuk pengecekan kelengkapan jumlah pesanan].

Ketika keluargaku dapat berkumpul semua, maka merekapun kuajak ke warung ini. Jangan sampai kita sering makan enak di suatu tempat bersama kawan-kawan, sementara anak istri kita malah belum pernah makan di warung enak itu.

Begitulah, setelah menerima pesanan kami, dan setelah hasil pesanan diprint dan ditempel di meja, maka dalam hitungan sepesekian menit, pesanan pertama sudah datang.

Beberapa saat kemudian, pesanan lain menyusul.

Saat warung itu dipenuhi pelanggannya, memang proses kedatangan pesanan makan ini sedikit lebih lama, tetapi tetap jauh lebih cepat dibanding warung-warung sejenis.

Anakku yang tadinya tidak suka kangkung [harus sedikit ada pemaksaan untuk makan ini], maka di warung ini dia dengan lahap menghabiskan cah kangkung yang ada di mejanya.

Soal menu cumi, anak-anakku berbeda pendapat, yang satu bilang cumi kremes lebih enak dibanding cumi goreng tepung dan satunya bilang sebaliknya.

Namun kesimpulannya, kedua-duanya lebih enak dibanding yang disajikan oleh warung sejenis.

Bawal gorengnya juga dimasak dengan ukuran kematangan yang pas, dan bumbunya yang meski tidak pedas banget tapi lumayan pedas, terasa pas di lidah ini. Aku sih lebih "prefer" gurami asam manis. Dagingnya terasa gurih dan [kembali] soal bumbunya luar biasa pas [tidak terlalu asam dan tidak terlalu manis].

Udangnya juga dimasak dengan baik, sehingga menurut anakku, inilah udang terenak yang pernah dia makan. Wooo.... jangan-jangan dia lupa kalau pernah makan udang di jimbaran Bali yang juga enak banget tuh.

Kami berlima makan dan minum jus, dengan lauk cumi, udang, ikan, sayur dll, hanya menghabiskan 132 ribuan, atau kira-kira 25 ribu per orang dengan status lapar berat dan makan pada jam 14.00 dengan hasil kenyang berat.

Disini memang nasi hanya 1.000 rupiah/orang [boleh nambah sesukanya], demikian juga minum teh, hanya 100 rupiah/orang sak kuatnya dia minum. Coba saja rasakan sendiri sensasinya, siapa tahu yang kutulis ini terlalu bombastis. [CMIIW]



Inget juga ayat dibawah ini :

“Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah (SWT) tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (al-A’raf: 31)

Satu untuk Semua, Semua untuk Semua

Sehabis Isya, Ariel mulai menulis blog. Dia mengambil topik perseteruan antara para blogger yang memasang gambar Lu** M**a dengan portal kap**la**.com. Topik ini terasa hangat karena banyak sekali blogger yang dikecewakan oleh portal tersebut dan mulai bergerak menuliskan kekecewaan mereka terhadap portal tersebut di blog mereka masing-masing.

Sejam kemudian, setelah selesai menulis dan menerbitkan blognya, maka Arielpun membuka PLURk [http://www.plurk.com/] dan mulai menuliskan keadaan dirinya pada saat itu.

"Akhirnya, satu blog selesai kubuat", begitu tulisan pertamanya.
Kemudian Ariel kembali menulis,"Selamat malam teman-teman [yahoo]"

Tulisan [yahoo] adalah wakil emosinya yang berbentuk emoticon dengan tarian "khas"nya.

Setela itu, Arielpun mulai membaca tulisan dari kawan-kawan PLURKnya. Beberapa komentar yang menyentuhnya, langsung dikomentarinya. Kadang kawan plurknya langsung membalas komentarnya, tapi tak jarang setelah selesai memberi komentar, tak ada yang membalas komentarnya.

Bila sudah puas menulis di PLURK, maka Arielpun membuka imil, dan ia lebih memilih webmail, dengan alasan tak mau memenuhi kompienya dengan imil sampah dan agar bisa dibaca dimanapun dia berada. Webmail memang lebih nyaman dipakai untuk membaca imil dari milis yang kadang isinya penuh sampah.

Di webmailnya, beberapa topik imil yang sudah dipilah-pilah segera muncul di layar kompienya.

Yang dilakukan Ariel secara rutin antara lain adalah sebagai berikut :

1. Memastikan blognya telah terbit dengan munculnya "email alert" yang berisi bahwa artikel yang diterbitkannya telah muncul di blog lengkap dengan isi blognya.
2. Mengecek imil masuk dari berbagai topik yang sudah dipilah-pilah menjadi beberapa sub direktori [misalnya, milis A, milis B, facebook, kantor, dsb].

Email alert itu memang telah di"setup" di blognya, sehingga setiap ada materi yang diterbitkan dan ada pembacanya yang memberi komentar akan langsung diteruskan ke alamat imil Ariel.

Pada subdirektori facebook [FB], maka Ariel tahu bahwa ada kawan FB yang memberi komentar, sehingga Ariel bisa langsung  masuk ke FB untuk membalas komentar yang masuk.

Ariel bisa juga melihat isi blognya di FB, karena dia juga sudah melakukan setup agar isi blognya ditampilkan secara otomatis di FB [bedakan dengan blog di FS yang harus di"copas" dulu dari sumber aslinya].

Sambil membaca imil dari milis [yang kadang begitu banyak], kadang Ariel melihat "alert" lain berupa pemberitahuan adanya kawan plurknya yang mengomentari tulisannya di plurk . Bila tergerak, maka Arielpun langsung masuk ke Plurk untuk membalas komentar tersebut dan kemudian balik lagi ke webmail.

Arielpun punya sub direktori multiply, karena dia telah melakukan "setup" di blognya, agar apa yang dipostingkan di blognya secara otomatis diterbitkan juga di "multiply"nya. Demikian juga apa yang diposting di multiply langsung masuk juga ke blognya.

Ringkasnya, setup koneksi FB [facebook], MP [multiply], Plurk dan imil [webmail] yang dilakukan Ariel adalah sebagai berikut :

1. Tulisan di blog, secara otomatis diteruskan ke FB [facebook], MP [multiply] dan imil.
2. Tulisan di PLURK, diteruskan langsung ke FB, menjadi alert di imil dan tampil juga di blog.
3. Beberapa kegiatan di FB bisa juga tampil di blog.
4. Posting di MP langsung masuk ke Blog dan imil [webmail maupun pop3]

Pengaturan koneksi ini masih bisa dilengkapi dengan layanan internet lain, misalnya flickr, twitter, my space ataupun ratusan aplikasi yang ada di facebook.

Jadi, saat ini kegiatan ngeblog menjadi semakin mudah, cepat dan saling berhubungan secara otomatis. Tinggal mengatur waktu agar tidak ada kegiatan wajib yang terbengkalai. Jangan sampai rajin ngePLURK dan pekerjaan kantor jadi ketinggalan.

Yang sunah itu sebaiknya jangan mengalahkan yang wajib [CMIIW], atau ada pendapat lain? Silahkan isi komentar di bawah, agar anda juga bisa berbagi pada pembaca yanglain. Insya ALlah menjadi amlan anda. Amin.

Hubungan antara Blog, Email, Multiply, Plurk dan FACEBOOK

Selamat Tahun Baru 1430 H

 
Hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal mawla wani'mannashir
Semoga Allah Swt memberikan perlindungan, melimpahkan Rachmat, Rizki dan Hidayah kepada kita dan kepada negara kita Indonesia.
Amin.