Rabu, Oktober 14, 2009

Mencari Hikmah Gempa Sumbar [1]

"Akhirnya bantuan itu tiba pak. Bantuan yang sangat kita tunggu-tunggu"

"Kita punya uang di kantong, tapi gak ada yang jual. Kalaupun ada, maka antrinya yang kita tidak tahan"

"Alhamdulillah, akhirnya BBM yang kita tunggu-tunggu ini datang juga"

Begitu komentar beberapa teman-temanku, ketika aku bertanya bantuan apa yang sangat mereka harapkan di saat kejadian gempa Sumbar.

"Lho ? Kok bukan mengharap bantuan makanan instant, tenda atau minuman?", komentarku.

"Lapar masih bisa ditahan, tenda kami tidak begitu perlu, minum memang perlu..."

"Tapi saat itu yang paling perlu adalah BBM pak. Begitu BBM datang, maka armada angkut kita bisa kita kerahkan untuk mencari apa yang kita butuhkan dan yang lebih penting lagi, kami perlu segera membantu teman-teman kami yang masih belum jelas keberadaannya"

Begitu BBM datang dari Pekanbaru, maka tim proyek Waskita Sumbar jadi lebih leluasa untuk melakukan segala kegiatan untuk mendukung posko peduli gempa yang didirikan oleh Waskita Sumbar begitu kejadian gempa melanda Padang dan sekitarnya.

Agar tidak berbenturan dengan posko peduli gempa yang lain, maka tim ini awal mulanya hanya fokus pada nasib saudara-saudara mereka yang tersebar di berbagai wilayah Sumbar.

Respon dari Waskita Jakarta, dan juga Waskita wilayah lain, membuat tim ini makin semangat untuk melakukan aksi sosial dalam rangka membantu tim penanganan pasca gempa yang sudah dibuat oleh yang berwajib.

Rombongan dari Yogya yang dianggap sudah berpengalaman melakukan tindakan penanganan musibah pasca gmpa ikut disupport oleh posko peduli gempa Waskita ini. Kita sediakan transportasi untuk tim dari Yogya ini agar mereka leluasa mengumpulkan data sebagai bahan untuk penanganan pasca gempa ini.

Kulihat daftar teman-teman yang sudah diinventarisir oleh tim Waskita. ALhamdulillah, meskipun ada yang kehilangan rumah tinggal atau rumahnya sudah tidak laik huni lagi, tapi tidak ada karyawan ataupun keluarga karyawan Waskita yang menjadi korban dalam musibah ini.

Kulihat pancaran wajah ikhlas dari teman-teman yang kukunjungi.

"Ini adalah suatu pelajaran buat kita semua. Pasti ada hikmah dibalik kejadian ini", begitu kira-kira yang ada di hati mereka.

Pak Ulul Azmi yang sempat diberitakan hilang, ternyata selamat dan meskipun rumahnya sudah tidak laik huni lagi, tapi tidak terpancar aroma kesedihan di wajahnya. Semoga keikhlasan sudah merasuk dalam hatinya.




Kalau kita berjalan-jalan di Padang, setelah tangal 12 Oktober 2009, maka sudah tidak terlihat lagi aroma gempa yang berskala 7.9 SR itu. Lalu lintas juga sudah ramai, kegiatan di pasar sudah berjalan seperti tidak ada apa-apa beberapa hari yang lalu.

Semuanya sudah normal kembali.

Gempa ini seperti memilih-milih tempat. Ada daerah yang sama sekali tidak tersentuh gempa, atau hanya beberapa rumah yang terlihat terkena gempa, tapi ada juga suatu daerah yang benar-benar habis.

Kulihat banyak sekali bangunan Bimbel yang hancur terkena gempa. Masjid Muhammadiyah juga kulihat rata dengan tanah. Tak terlihat sama sekali bangunan tiga lantai, yang terlihat malah bangunan di belakang masjid itu.



Sepanjang pengamatanku, banyak sekali dijumpai bangunan bertingkat yang kehilangan lantai 1 [satu]. Yang terlihat hanya lantai 2 ke atas. Banyak beredar cerita bahwa gempa ini membuat bangunan seperti dinaik-turunkan, sehingga lantai paling bawah seperti dipukul oleh lantai di atasnya, akibatnya lantai paling bawah masuk ke dalam tanah atau menjadi miring.



Lantai satunya hilang



Lantai satu sudah hilang tetapi lantai di atasnya terlihat masih kokoh.

Pemandangan di Padang sudah terlihat normal, tetapi jangan lupa, di Pariaman masih banyak saudara-saudara kita yang nasibnya masih menggantungkan pada uluran tangan kita.

Semoga gerakan Dompet Dhuafa yang akan membangun 1.000 rumah di wilayah gempa ini segera terealisir.

Insya Allah.
Amin.



Semoga kita pandai mencari hikmah dari kejadian ini. Semoga kita tetap disibukkan oleh gerakan untuk membantu para korban gempa dan dijauhkan dari berita Miyabi.

Insya Allah. Amin.

[bersambung]

2 komentar:

HJK mengatakan...

Pak EsHaPe, semoga kunjungan bapak untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Padang berbuah pahala ya.

Kami turut mendo'akan dari Semarang dan sampaikan salam kami untuk mereka.
Ma'af postingnya telat, dan do'a kami semoga terijabah.

Ini tindakan nyata dr p'EsHaPe, Sukses selalu p'EsHaPe.

Salam.

Eko Eshape mengatakan...

Terima kasih dukungannya mas.

Di lapangan terlihat tindakan para relawan yang jauh lebih heroik dibanding yang kulakukan.

Salut buat mereka yang tidak kenal lelah membantu para saudara-saudaranya yang sedang terkena musibah.

Semoga semua urusan mereka dimudahkan Allah swt.
Amin.