Ada cerita orang yang dulunya hanya punya jabatan sebagai seorang OB [office boy] ternyata sekarang sudah menjelma menjadi seorang pengusaha yang mapan.
Ada juga yang dulunya terlihat kokoh, mentereng dan begitu hebat, sekarang menjadi lemah lunglai dan kekurangan daya.
Ada juga yang tetap begitu-begitu saja. Dari dulu sampai sekarang ada yang begitu setia berjualan tuak, legen disamping berjualan botol-botol bensin.
Semua manusia ini memang diberi kesempatan dan hanya yang mau mengambil kesempatan yang akan mendapatkan manfaat dari sebuah kesempatan.
Kesempatan sebenarnya datang berkali-kali, tidak hanya sekali saja, tetapi setiap kesempatan selalu punya nilai yang berbeda..
Ketepatan mengambil kesempatan itulah yang membedakan hasil dari pengambilan kesempatan itu.
Terlalu cepat mengambil kesempatan bisa jadi malah menghasilkan suatu keputusan yang terburu-buru, hasilnya juga akan tidak optimal.
Ada pengemudi taksi yang nongkrong seharian di stasiun tugu dan tidak mendapat penumpang satu orangpun, itulah salah satu warna warni kehidupan. Apakah dia akan terus bertahan sebagai sopir taksi atau dia akan mencari kesempatan lain, akan sangat tergantung dengan naluri bisnisnya.
Yang paling menarik dalam perjalanan ini adalah rombongan seniman yang sudah kehilangan lahan panggungnya.
Bayangkan saja, sekali main mereka harus membayar biaya sewa genset, BBM, lampu [pln], dll, sedangkan pendapatan dari karcis sangat minim.
Ambil rata-rata ada 15 orang yang menonton pertunjukkan dan masing-masing membayar karcis 5 ribu rupiah, maka terkumpulah 75 ribu rupiah per hari, dipotong biaya pelaksanaan pentas, sisanya dibagi 10 orang, maka berapa upah yang didapat oleh masing-masing orang?
Bisa jadi minus yang mereka dapat.
Itulah yang membuat mereka banting setir dan mulai ngamen di pinggir jalan di simpang empat atau di lampu merah.
Seniman lampu merah ini, bisa jadi akan mendapat uang lebih, tetapi risiko melanggar legislasi penggunaan jalan raya bisa jadi akan membuat mereka bertambah menderita.
Disinilah diperlukan analisa SWOT sederhana. Kita pahami apa saja kekuatan kita, kelemahan kita, peluang yang ada dan ancaman yang akan menimpa bisnis kita.
Setelah semua dibahas, maka keputusan akan lebih mudah diambil.
Setelah itu, jangan lupa untuk menyerahkan hasilnya pada Dia yang ada di atas. Dia yang Maha Tahu dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga sukses melihat kesempatan yang ada.
AMin.
saatnya menarik karcis pertunjukkan
istirahat dulu menunggu lampu menjadi merah kembali
....
....
6 komentar:
Wah... harus pandai-pandai dan peka nih memilih kesempatan...
bumi yg kita pijak itu berputar
jadi
posisi kita bisa saja berputar2
@Hangga Nuarta
ada yang sedikit belajar dan langsung paham akan saat yang paling pas menangkap peluang
ada juga yang perlu waktu lama untuk belajar
tergantung, niat, dan doa
@Rusa Bawean
bener mas
posisi kita bisa dimana saja
karena bumi ini berputar dengan kecepatan yang sama, tetapi dengan akibat yang berbeda bagi masing-masing individu
kita hanya perlu berusaha dengan sekuat tenaga
soal hasil itu sudah ada yang ngurusi
salam
pak eko,tukang ngamennya orangnya sama yang akoe foto yang ada di blog akoe.waktu itu akoe potret di per4an dongkelan,ring road selatan jogja..
soal rejeki Tuhan yg mengatur,dan kita manusia harus selalu berusaha,selalu bangkit dan tak pernah putus asa.
Stlah di-phk akoe juga mencoba selalu mencari pekerjaan baru,dan tak pernah putus asa dengan mencoba jualan di pasar kaget untuk sesuap nasi..
btw,sepertinya habis keluar kota,mana oleh-olehnya nich?he he ^0^..
salam senyum blogger cikarang
@Chokichim
aku salut dengan semangat mas Choki nih
kapan main ke rumah mas?
udah mbaca blog yang di http://cimart.blogspot.com/ kan?
kawan2 Cikarang pada berkumpul disitu tuh...
salam
Posting Komentar