Tentu ada yang terkejut dan ada yang bersyukur menyikapi hal tersebut. Terkejut karena mulai bulan Mei 2009, tempat para penjual kaki lima itu mulai menerapkan bayaran resmi.
Yang bersyukur tentu para pengunjung yang ingin melihat sebuah pasar rakyat yang tertata rapih dan tetap dengan harga murah meriah.
Untuk penjual makanan, diharuskan membayar 50 ribu untuk pendaftaran tempat dan 20 ribu untuk sewa tempat per hari [minggu]. Semuanya itu harus dibayar dimuka, sebesar 130 ribu, yaitu 50 ribu ditambah 4 x 20 ribu.
Sedangkan para penjual mainan anak-anak, cukup membayar 90 ribu, terdiri dari 50 ribu pendaftaran dan 4 x 10 ribu sewa tempat.
Bila sudah membayar, maka pedagang kaki lima ini mendapat ID Card untuk membuktikan bahwa mereka punya hak untuk berjualan di Pasar ini.
Kalau dulunya tempat parkir tidak ada yang ngatur, sekarang sudah mulai diatur. Ada tulisan besar di pingir jalan,"Dilarang parkir di badan jalan!".
Parkir motor yang dulunya gratis, mulai ditertibkan dan harus membayar pada penjaga parkirnya.
Lokasi parkirnya sangat luas dan masih terlihat kosong, sehingga para penggemar sepak bola masih terlihat leluasa memainkan permainan bola mereka.
Masalah mulai muncul ketika hari makin menjelang siang. Ternyata petugas parkir kuwalahan mengatur para pengunjung, sehingga parkirpun menjadi tak terkontrol. Para pengunjung dengan seenaknya memarkir kendaraannya di tempat yang dianggapnya strategis, sehingga pejalan kakipun terganggu dengan model parkir yang seenak udelnya ini.
Bahkan suasana makin tidak terkontrol ketika mobil-mobil juga mulai masuk ke lokasi. Sulit membayangkan perasaan sang sopir ketika memutuskan untuk masuk lokasi pasar yang begitu ramai dengan membawa mobil, berbaur dengan sepeda motor, pejalan kaki dan delman.
Tidakkah sang sopir khawatir mobilnya akan tergores atau dia akan tidak nyaman menjalankan mobilnya karena kerumunan orang yang begitu padat?
Tidak tahulah apa yang ada di benak mereka, yang jelas mereka sudah membuat lalu lintas manusia di kawasan pasar rakyat ini menjadi tersendat. Asap knalpot yang "FULL CO" itupun masuk ke paru-paru para pejalan kaki yang terjebak di kemacetan ini.
Niatan untuk berolah raga dan belanja jadi tidak tercapai. Kesehatan tidak didapat belanja belum tentu jadi nyaman.
Bila sedikit mau berkorban, maka hanya pejalan kaki saja yang boleh masuk di kawasan pasar rakyat ini.
Semua kendaraan bermotor harus punya ijin khusus untuk masuk lokasi. Misalnya untuk membawa logistik para pedagang kaki lima.
Kendaraan pedagang ini perlu diberi jam masuk dan jam keluar, jadi kalau sudah masuk maka pada jam-jam yang ditentukan tidak boleh keluar lagi. Kendaraan itu baru boleh keular setelah jam yang ditentukan dilewati.
Ruangan parkir yang masih luas sangat memungkinkan untuk mengatur parkir sepeda motor. Sedangkan parkir mobil memang masih belum terselesaikan, karena tidak ada cukup ruang parkir mobil di dalam kawasan ini.
Satu-satunya jalan terpaksa parkir di luar kawasan. Bila perlu dibuat jembatan penyeberangan selebar 1.5 meter untuk bisa menyeberang ke seberang jalan, sehingga parkir mobil bisa di kedua sisi jalan.
Pengaturan pedagang sudah berhasil baik. Penataan cukup memadai, tinggal penyempurnaan pengaturan parkir dan pelarangan kendaraan bermotor masuk ke lokasi saja, maka pasar ini akan makin dicintai oleh para pengunjung.
Semoga....
diskusi dulu sebelum beli minyak wangi untuk hari Jumat
............
2 komentar:
salam hangat..
pasar kaget sekarang berubah menjadi pasar festival (jogging&shopping),dan semoga juga merubah menjadi lebih rapi,tertib,bersih serta nyaman bagi para pengunjung maupun pedagang seperti saya(lokasi CB07).Moga2 saja pasar festival ini selalu menjadi kegemaran/favorit warga Cikarang untuk berbondong-bondong setiap minggu pagi untuk Jogging and Shopping..Amin
Salam senyum blogger Cikarang
Semoga pasar yang baru lebih mendatangkan berkah buat semuanya.
Amin.
Salam Sehati
Posting Komentar