Jumat, Maret 20, 2009

Kambing Jantan [komentar filmnya]

Adegan telepon yang divisualisasikan dalam film Kambing Jantan adalah adegan yang idenya sangat orisinil.

"Kita melihat bulan yang sama, meskipun dari tempat yang berbeda", begitu kira-kira yang diucapkan Dika ketika pacaran via telepon.

Film yang diangkat dari buku laris dan buku laris yang diangkat dari blog ini memang digandrungi oleh para remaja. Terlihat dari antrian di loket yang isinya ABG semua.

Penggemar buku ataupun blog Dika pasti tidak mau kalah cepat untuk nonton film ini. Terbayang oleh mereka kelucuan sang Kambing Jantan yang bikin ngakak abiz.

Adegan demi adegan membuat mereka terbahak-bahak dan kadang membuat mereka terhanyut dalam kehangatan cinta antara Kambing dan Kebo.

Tak terasa, tahu-tahu film sudah habis dan mereka jadi punya waktu untuk nyerocos tentang film itu.

Dijamin cerocosan mereka lebih seru dibanding film itu sendiri. Kelompok-kelompok kecil itu ada yang membandingkan film itu dengan bukunya, dan ada juga yang melulu membahas film itu sendiri.

Kalaulah Dika nyelip di antara mereka, mungkin dia akan senyum-senyum sendiri mendengar celoteh para ABG itu.

Secara umum film itu bagus dan jauh lebih bagus dibanding film hantu yang saat ini banyak bergentayangan di bioskop-bioskop kita.

Beberapa hal yang masih khas komedi murahan, sayangnya masih ada di film itu. Adegan awal ketika bapak Dika garuk-garuk celana memang mengundang ketawa, tetapi sebaiknya itu sudah harus ditinggalkan Dika. Itu bukan klasnya Dika, bahkan Srimulatpun mungkin sudah tidak mau pakai adegan semacam itu.

Dika sendiri bilang, ingin membuat film lucu yang menghibur, tentu maksudnya adalah menghibur yang serius, bukan menghibur yang membuat orang ketawa tergelak-gelak dan kemudian dilupakan begitu saja setelah adegan berakhir.

Adegan penerbitan buku Dika juga, jauh lebih "kena" ketika ditulis atau diceritakan Dika pada audience.

Yang paling menggangguku adalah cerita tentang Kebo yang menurutku terlalu banyak menyita durasi film, sehingga film jadi tidak fokus.

Akan lebih baik kalau porsi Kebo dikurangi, diganti misalnya pertandingan bulu tangkis dengan "cah Kediri" [mainnya bagus banget tuh cah Kediri ini, beda dengan penampilannya di TiVi yang "enggak banget" deh].

Penampilan "Cah Kediri" memang membuat film jadi terasa lebih hidup, dan sebenarnya masih bisa ditampilkan adegan lain dengan cah Kediri ini untuk mengganti porsi Kebo.

Dika harus bersusah payah membuat adegan khusus di akhri cerita untuk Kebo, suatu hal yang membuat film ini makin jauh dari fokusnya.

Kalau Dika fokus dengan film humor yang serius, maka untuk porsi non humor lebih baik sedikit dikurangi.

Adegan telepon dengan pacar atau dengan ortu sangat orisinil dan bisa menyentuh sisi humor maupun sisi romantis. Itu yang mungkin perlu digali lagi atau ditambahkan "scene" semotif lainnya.

Sukses buat Kambing Jantan. Meskipun tidak sebagus blognya, tetapi sebaiknya anda tonton. Selamat Menonton.


sumber gambar : Koran Tempo

17 komentar:

Haslita Nisa mengatakan...

hmm, mnurutku juga,,
sharusnya di bagian humor ada si 'Harianto' pas tanding 'Fur blocking'..
Hhe..


pokoknya lebi lucu komiknya deh.. =3

Anonim mengatakan...

Wah... kurang ngikuti nih saya... Novelnya aja belum tuntas... Hehehe...

Anonim mengatakan...

aku juga belum baca buku ataupun berkunjung ke blognya

dan sepertinya aku blm pernah nonton film indonesia di bioskop dlm 5 tahun terakhir ini

Eko Eshape mengatakan...

@LieTa

jadi mau beli komiknya lagi ya?

plague doctor mengatakan...

kebanyakan film yang diangkat dari buku itu lebih sempurna bukunya. karena pembaca lebih sempurna dalam membayangkan adegan-adegan itu sendiri.

Eko Eshape mengatakan...

@Hangga Nuarta

ha..ha..ha.. nonton dulu lebih baik deh
daripada nanti kecewa

Eko Eshape mengatakan...

@Cengeng-ngesan T_^

iya tuh
sulit mencari film yang lebih baik dari bukunya

Eko Eshape mengatakan...

@Rio2000

ha..ha..ha... gak gemar nonton rupanya

Eko Eshape mengatakan...

@Rio

gak demen pilem ya rupanya?

Anonim mengatakan...

saya sudah nonton
dan sudah menulis reviewnya

Eko Eshape mengatakan...

aku juga sudah ngasih komentar di blog mas Ibnuanshari

makasih komentarnya mas

salam

Edhi Heriyaman mengatakan...

jadi penasaran..soale belum nonton..
hehehe..

Zulkarnain mengatakan...

nyesel gue nonton film kambing jantan..ga ada enak2nya...duuhh sayang dah gw dah buang duit..

Eko Eshape mengatakan...

@Edo dot Com

nonton aja mas
soal kecewa atau puas tergantung selera kok

Eko Eshape mengatakan...

@Zulkarnain

kalau pingin nonton film lucu pasti kecewa deh
kebanyakan adegan cinta-cintaannya

salam

Lifetheteen mengatakan...

I'm proud be part of visitor
and this is my first time!
do u know? Raditya Dika is silly n crazy people :)
ur blog so good

chokichim mengatakan...

boleh percaya,boleh engga...?
baru aza semalam saya nonton filmnya dari sewa rental film di ruko kuning...
gila abiz plus penuh inspiratif untuk para remaja mewarnai hidup.
wah jadi malah pengen baca bukunya nich,apakah pak Eko punya..?he he boleh minjem-kah..?