Pulang dari nonton Mission Imposible, lilo ngajak beli sepatu olah raga. Kulihat memang sepatu olah raganya sudah jebol di beberapa sisi.
"Wah sepatumu sudah tidak layak pakai mas, ganti baru ya?"
"Dijahit saja pak, masih enak kok dipakainya"
"Kayaknya biaya jahit bisa seharga sepatu baru deh"
"Kalau begitu beli saja setelah pulang nonton pak"
"Oke!"
Sampai di rumah, Lilo langsung ngajak jalan kaki ke alun-alun utara. Sekitar 4 km jarak lurusnya dari rumah. Akupun langsung menyanggupinya.
"Besok pagi ya pak, jalan kaki ke alun-alun. Jangan naik sepeda terus, sekali-kali jalan kaki ya..."
"Oke.. besok pagi siap untuk jalan kaki berdua"
"Mbak Luluk diajak pak"
"Kamu ajak saja mbak Luluk, kalau mau oke, kalau tidak mau ya kita berdua gak papa kok"
Paginya ternyata mbak Luluk tidak ikutan dan Lilo malah berkurang niat jalan kakinya. Baru melangkah beberapa ratus meter sudah minta balik lagi.
"Kita sepedaan saja pak. Kayaknya hari ini tidak ada yang jalan kaki ke alun-alun deh"
"Mas Lilo, kalau jalan kaki, ya kita jalan kaki saja. Apakah ada yang menemani jalan kaki atau tidak, itu hak mereka dan kita tetap saja jalan kaki"
Akhirnya kita tetap jalan kaki. Sepanjang jalan kita lihat beberapa papan reklame dan kita ambil gambarnya yang kita anggap agak beda atau baru tahu isinya saat ini. Ada berita tentang UMY yang menjadi PT Swasta terbaik di DIY, ada juga iklan bagaimana mengatasi kebiasaan merokok yang akut.
Di tempat lain ada juga papan nama menunjukkan adanya penjual sesuatu barang di balik tembok yang terlihat tidak terurus. Ada juga jualan makanan untuk roh halus.
Ternyata banyak hal yang tidak tertangkap saat kita naik motor dengan kecepatan di atas 20 km/jam. Dengan jalan kaki kecepatan sekitar 4 km/jam, maka banyak hal yang tadinya terlewat, jadi bisa kita lihat.
Lilo sempat berhenti di sebuah ATM bank Mandiri. Menurut dia, inilah ATM terdingin di kota Yogyakarta. Memangkacanya terlihat berembun, menunjukkan rendahnya suhu di dalam ruangan ATM.
Sampai di Nol Kilometer, Lilo langsung mampir ke penjual majalah. Seperti biasa, dia langsung beli majalah Donald bebek kesukaannya. Hari ini ternyata selain Donald bebek ada juga komik Paman Gober yang dia beli. Aku jadi nostalgia juga dengan komik ini. Dulu waktu masih mahasiswa, akupun demen membaca komik ini.
Kesukaanku membaca sejak kecil rupanya menurun pada anak-anakku. Bedanya mereka begitu senang membaca sampai lupa soal penerangan dan sikap duduk, sedangkan aku masih ingat semua itu, sehingga sampai saat ini aku jarang memakai kaca mata sedangkan anak-anakku semuanya ahli memakai kaca mata.
Akhir perjalanan adalah makan sarapan pagi di Warung Bronkos koyor depan PDHI Alun-alun Lor. Ibunya yang menyusul kemudian pesan oseng-oseng mercon. Habislah sudah dia dihajar pedasnya oseng-oseng mercon. Cuma aku yakin besok lagi masih mau tuh beli oseng-oseng mercon. Itulah yang disebut "kapok lombok", kepedasan tapi tetap saja makan dan beli lagi yang pedas-pedas.
3 komentar:
AHahahaaaa!!! Itu warung makan dan jualan pewangi laundry lucuuu, orisinil :D
Hmm.. keluarga impian nih
btw themes-nya bagus mas
Hahaha....
memang begitulah yang kurasakan saat melihatnya.
Salam sehati
Posting Komentar