Kamis, Agustus 12, 2010

Selamat Datang Sakit

Pagi-pagi sepulang dari masjid, aku dicegat oleh kawanku yang kelihatan sedang meringis kesakitan sambil menelpon seseorang. Kutebak segera yang ditelepon adalah istrinya dan ternyata benar. Setelah selesai menelpon, pandangan temanku langsung beralih padaku dan suaranya lirih kudengar di telingaku.

"Tolong antar saya ke rumah sakit pak", begitu katanya.




Selamat datang sakit. Begitulah yang kuucapkan dalam hatiku. Perasaan ikhlas menerima sakit adalah awal yang baik untuk membuat rasa sakit menjadi rasa syukur.

"Alhamdulillah. Allah masih sayang padaku dan saat ini Dia sedang menegurku dengan nikmat sakit ini. Aku harus berhenti melangkah dulu dan memastikan langkahku sudah benar atau aku harus memperbaiki langkah-langkah kakiku yang mungkin ada salah disana-sini"

Itulah kalimat bijak bagi orang yang sedang sakit. Sebuah kalimat yang mudah dituliskan, tetapi saat kita sendiri yang sakit, mungkin kalimat itu tak pernah terlintas di pikiran kita. Di saat seperti itu, maka itulah gunanya seorang teman sejati.

Kejadian seperti temanku ini bisa menimpa siapa saja. Bisa juga menimpa diriku sendiri. Semua itu tidak ada yang tahu dengan pasti. Hanya Tuhan yang tahu tentang semua kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini.



Aku jadi ingat nasehat ayah dari seorang temanku terhadap sekumpulan anak-anaknya. Kusebut sekumpulan karena anak-anaknya jumlahnya lebih dari delapan, jadi terlihat seperti sekumpulan orang muda (anak-anak) dengan satu bapak yang tentu lebih tua.

Sang Ayah ini bercerita tentang buah kelapa yang mana yang jatuh duluan.

Ternyata ada buah kelapa yang masih sangat muda sudah jatuh duluan. Ada juga yang masih muda tetapi karena dimakan hewan, maka dia jatuh duluan. Begitu juga hidup kita ini. Kita tidak pernah bisa menebak siapa duluan yang akan sakit dan siapa yang tetap sehat sampai meninggalnya.

Kalau sudah begini aku jadi ingat ibuku lagi. Kasih sayangnya yang begitu besar ternyata masih juga belum bisa kubalas dengan sebaik-baiknya. Selama ini yang telah kulakukan lebih banyak untuk diriku sendiri dan bukan untuk ibuku. Sedangkan kasih ibuku begitu tulus dan murni. Kasih ibu hanya ingin agar anaknya bisa menjadi lebih baik dari dirinya, lebih segalanya dibanding dirinya, meskipun untuk itu dia harus melakukan suatu hal yang sering tidak masuk akal kita.

Begitulah indahnya kasih sayang seorang ibu.



Setelah selesai mengawani temanku menemui dokter jaga di unit gawat darurat, dan akhirnya aku harus meninggalkan dia di salah satu ruangan kamar RS Mitra no 709, maka akupun menuliskan cerita ini di komputer.

Semoga kita tahu bahwa tuidak ada sesuatu yang abadi. Tidak ada seseorang yang selalu sehat sepanjang hidupnya, bahkan Nabi Besar Muhammad Rasullullah sempat mendapat nikmat sakit tua sebelum ajal menjemputnya.

Jagalah kesehatan dengan baik agar kita tidak terlalu sering sakit. Ingatlah Tuhan Maha Oke, dia pasti akan mengabulkan semua doa kita yang kita lakukan dengan penuh ikhlas padaNya.

6 komentar:

Nilla Gustian mengatakan...

Kunci dari semuanya hanya keikhlasan ^_^
Insya Allah semakin mudah menjalani apapun itu..

Eko Eshape mengatakan...

Bener nih, semoga kita masuk dalam golongan orang yang suka ikhlas
amin

salam sehati

Irma Senja mengatakan...

sakit juga salah satu nikmat ya mas ^^
itu tandanya Allah sayang pada kita loh :)
*penghiburan mamaku,setiap aku sakit dan hrs dirawat di RS *

Anonim mengatakan...

Dua senja berkata tentang hikmah sakit.
Terima kasih yang dapat kuucapkan.

Salam Sehati

Unknown mengatakan...

Ada 2 nikmat yang kebanyakan orang melupakannya, yaitu: nikmat sehat dan nikmat sempat (longgar banyak waktu).
==
Ibu kita memang hebat, membesarkan kita hingga bisa seperti sekarang. Terimakasih, ibu.

Eko Eshape mengatakan...

benar,
ibu kita memang sosok luar biasa yang paling dekat dengan hidup kita

terima kasih Tuhan
terima kasih Ibu (dan bapak)

salam sehati