Minggu, Juni 14, 2009

KCB :Dua Jempol Dah !:-)



Luar biasa, itulah kata yang patut diucapkan oleh para penonton film KCB. Dikurangi nilai minus pada beberapa adegan atau materi cerita, tetap KCB layak mendapat acungan dua jempol sekaligus.

Jalan cerita memang rumit, tapi tetap dijaga dengan baik, sehingga tetap mengalir dengan lancar. Tokoh-tokoh cerita yang begitu banyak juga tidak mengaburkan jalan cerita. Semua mendapat porsi yang pas, sehingga penonton tidak kehilangan fokusnya.




Sambutan penonton juga luar biasa. Dua studio yang disiapkan untuk memutar film ini full house dantidak ada kursi tersisa, sehingga manajemen gedung bioskop memutuskan untuk memakai studio ketiga, agar penonton yang terlanjur datang tidak kecewa karena kehabisan tiket.




Kisahnya sendiri, meski berbelit-belit, tetapi mudah diikuti, karena karakter masing-masing tokoh dapat ditampilkan dengan baik oleh sutradara. Aku yakin mas Chaerul Umam telah bekerja keras untuk ini.




Label dijamin MESIR asli, kukira tidak perlu ditonjolkan di film ini, karena Mesir hanya merupakan latar belakang cerita saja. Tanpa ke Mesirpun, cerita ini sudah sangat kuat penokohannya.

Yang lebih mencenggangkan lagi adalah keputusan untuk menbuat sekuel kedua dari film ini. Ini penyelesaian yang cerdas dari pencetus ide. Bila dilaksakan untuk satu film, maka akan banyak adegan yang terpaksa dipotong dari naskah aslinya.

Tentu Habiburrahman El Shirazy kurang berkenan jika film ini jadinya dipaksakan untuk selesai satu film saja.

120 menit panjang film ini terasa begitu cepat berlalu. Humor menggelitik dan adegan-adegan yang menguras air mata membuat penonton terpaku di kursi masing-masing. Hebatnya lagi, meski menguras air mata tapi bukan karena diberi bom air mata laiknya tayangan sinetron di beberapa TV kita.

Adegan saat pinangan di penghujung cerita, meski tidak lazim tetapi memberikan warna lain dalam pemahaman agama Islam.

"Kalau aku tidak suka suamiku makan jengkol dan kemudian melarang suamiku makan jengkol, maka bukan berarti aku mengharamkan jengkol", begitu ucap sang pengantin wanita.

"Kalau aku tidak suka dimadu bukan berarti aku mengharamkan poligami", begitulah kira-kira arahnya.

Kalau kita pernah nonton AAC ataupun PBS, maka film ini layak untuk menjadi tontonan selanjutnya.

Selamat menonton.

============

cuplikan dari internet :

MEGA FILM KETIKA CINTA BERTASBIH diangkat dari novel mega best seller Asia Tenggara, karya penulis bertangan dingin Habiburrahman El Shirazy.

Film yang menceritakan kehidupan tokoh utamanya Khairul Azzam, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Al-Azhar University, Kairo.

Cerita yang bisa menjadi inspirasi bagi kita, ketika melihat bagaimana kerja keras sang tokoh yang menuntut ilmu sekaligus berjuang menghidupi ibu dan adik-adiknya di kampung.

Cerita yang juga bisa menuntun kita, ketika melihat usaha dan perjuangan Khairul Azzam dalam menemukan jodohnya dengan tetap selalu teguh berpedoman kepada ajaran agama

Setting filmnya sendiri benar-benar disesuaikan dengan gambaran yang ada di novel.

Penonton benar-benar akan dimanjakan dengan pemandangan Kota Kairo, Sungai Nil, Pyramid, Sphinx, Kota Alexandria dengan pemandangan laut Mediterania yang indah, Benteng Qait Bay, dan banyak lagi landscape Mesir yang sangat menarik dalam film ini


.....
...
.

9 komentar:

Hangga Nuarta mengatakan...

Keren Mas... Jadi pengen nonton nih... DVDnya udah keluar belum ya???

ierone mengatakan...

wah, filmnya gimana ya?
udah selesai baca KCB 1-2

fizzicoholic mengatakan...

ini film emang top banget deh.... saya sendiri sampai meneteskan air mata saat menonton nya..... hanya ada satu kata untuk film ini "AMAZING" jadi gak sabar nunggu tayang KCB 2.....

mastermindcikarang mengatakan...

Mas Hangga,
enakan nonton di bioskop daripada di DVD

bener deh...

mastermindcikarang mengatakan...

@ierone

nonton aja deh...
biar puas gitu..!:-)

Ceppi mengatakan...

Label "Dijamin Mesir Asli" mungkin dimaksudkan untuk menonjolkan kelebihan originalitas setting lokasi film ini dibandingkan dengan film bertema sejenis sebelumnya AAC, yang kebanyakan lokasi shootingnya di India.
Juga seperti yang Pak Eko ceritakan, keindahan negeri Mesir ini sangat terlihat dan menjadi satu daya pikat film ini, suatu hal yang tidak muncul di film sebelumnya.

hapesurya mengatakan...

Wah...jadi pengen nonton...
(SIAP...kencangkan sabuk...)

CiMarT mengatakan...

@Ceppi

Pak Ceppi udah nonton juga ya?
Film ini memang sensasional banget

Terus memecahkan rekor, baik sebagai film bagus, maupun sebagai film yang ditolak oleh beberapa orang karena dianggap tak beda jauh dengan sinetron

Aku sih setuju dengan mereka yang mengangap film ini adalah film laik tonton

Salam

CiMarT mengatakan...

@Hendra Permana

Siap2 gak pakai sabuk ya
eh salah.. siap2 mengencangkan sabuk

[apa sih maksud mengencangkan sabuk itu? berhemat dulu gitu?]

salam