Sepulang dari rapat panitia Workshop Value Engineering di kantor Menpera, aku mampir untuk makan siang di RM Ny. Suharti. Sambil menunggu pesanan datang, aku ambil air wudhu dan bersiap untuk sholat Dhuhur.
Saat itulah aku bertemu dengan beberapa kawan dari PP (Pembangunan Perumahan), yan juga akan menunaikan sholat Dhuhur. Mereka memintaku menjadi imam, dan kamipun sholat jamaah.
Saat memakai sepatu, seusai sholat, kamipun ngobrol ngalor ngidul, dan mereka (kawan-kawan PP) bercerita bahwa sedang melakukan sharing knowledge antar proyek. Beberapa personil proyek dari berbagai proyek berkumpul dan melihat pelaksanaan proyek lain, sehingga terjadi interaksi positif yang memberikan sinergi bagi perusahaan.
Akupun jadi inget, sekitar 10-15 tahun lalu. Waskita Wilayah I (Sumut-NAD-Riau) sering mengadakan acara semacam ini. Yang paling berkesan ketika ngadain acara “sharing knowledge” di Pematang Siantar. Saat itu, belum banyak proyek Gedung di Wilayah I, sehingga kemampuan yang dipunyai oleh personil Wilayah I belum merata untuk mengerjakan proyek Gedung.
Ada tanya jawab tentang pelaksanaan pekerjaan di item-item tertentu dan ada juga presentasi untuk melaksanakan pekerjaan di item-item tertentu. Tips-tips berhamburan disini, dan (sayangnya) saat itu lupa dicatet, sehingga hanya nempel di kepala personil Waskita tapi belum nempel di organisasi Waskita.
Minggu depan, Senin 26 Nopember 2007, Waskita akan mencoba sharing knowledge pada workshop value engineering untuk pembuatan rumah susun sederhana bertingkat tinggi. Di forum ini Waskita mencoba tidak hanya melakukan sharing dengan sesama personil Waskita, tetapi sudah melakukan sharing knowledge dengan masyarakat, mulai dari user, pengembang, LSM, perguruan tinggi, pemda, dan siapapun pemerhati yang hadir pada acara tersebut.
Saat ini biaya rusun dipatok sekitar 2.2 juta per m2, diharapkan dengan adanya workshop ini akan ada penghematan disana-sini, sehingga angka tersebut bisa dikurangi lagi.
Harapannya memang terciptanya rusun yang murah (tapi tidak murahan), kokoh (tahan gempa) dan laik pakai.
Intinya, semua pihak yang terlibat dalam pembuatan rusun ini ada dalam posisi beruntung, tidak ada satupun yang dirugikan, Ini seperti ajaran Muhammad SAW saat melakukan perniagaan, “kita harus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam perniagaan ini dalam kondisi beruntung dan tidak ada yang dirugikan”.
Insya Allah, harapan ini terkabul.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar