Seorang pemulung dari atas perahunya mengumpulkan sampah plastik di kali Ciliwung, tiba2 dayungnya terjatuh. Dia agak bingung sebab tidak bisa menendalikan perahunya karena kali sedang banjir.
Dia lalu berdoa: ” Ya Tuhan tolonglah saya menemukan dayungku”.
Tuhan datang membawa dayung dari emas:”Ini dayungmu?”.
“Bukan”, jawab pemulung.
Tuhan menyelam lagi dan muncul membawa dayung dari perak:”Ini dayungmu”, kata Tuhan.
“Bukan”, jawab pemulung. Tuhan menyelam lagi lalu kembali membawa dayng dari kayu”. Pemulung tersenyum karena itulah dayungnya.
Atas kejujurannya Tuhan lalu memberi ketiga dayung tersebut. Sekali waktu pemulung berjalan-jalan di tepi kali bersama istrinya.
Tiba2 istrinya terpeleset kecemplung dan tenggelam ke dalam kali. Diapun berdoa lagi.
Tuhan datang membawa Krisdayanti. „Íni istrimu“, kata Tuhan.
Jawab pemulung „Ya“, „Kau berbohong“, kata Tuhan.
„Maaf Tuhan, saya perlu menjelaskan“, jawab pemulung, kalau saya tidak mengakui Krisdayanti sebagai istriku Engkau akan datang bersama Bunga Lestari, jika saya tidak mengakui lagi baru Engkau datang membawa istriku lalu Engkau menyuruh saya hidup bersama ketiganya padahal saya orang miskin pasti tidak dapat membiayai mereka. Itulah sebabnya saya mengakui Krisdayanti sebagai istri saya“.
Moral ceritera ini : Bila seorang laki-laki berbohong, alasannya pasti dapat dipercaya, dan untuk kepentingan orang lain.
Itulah sebabnya laki-laki disebut juga gentleman tidak ada gentlelady.
rzain
Dijiplak dari „We are Honorable Men“
gambar diambil dari http://ketawa.com/gambar/gantengin.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar