Selasa, Oktober 02, 2007

39 (Queen)















Terbawa oleh seringnya nonton panggung terbuka saat 17 an, baik di depan kantor pos yogyakarta ataupun di seputaran alun-alun pada tahun 70an sampai awal 80an, aku pernah tergerak untuk tampil dengan gitar tunggal di Senisono.

Gedung ini sangat bersejarah bagi mereka yang cinta akan dunia “malam” di seputaran malioboro. Awal tahun 70an aku sering nonton TiVi di halaman senisono. Lumayan juga jauhnya dari Kemetiran Kidul, kampungku.

Tahun-tahun itu, TiVi memang barang yang masih sangat langka. Di beberapa tempat kita malah harus mbayar untuk nonton TiVi. Kadang kita diperlakukan seperti nonton bioskop, meskipun kadang=kadang ada juga yang pakai door prize. Kalau beruntung kita bisa pulang dan mbawa buku tulis atau pensil, hadiah dari undian nonton TiVi.

Ebiet G Ade yang sekarang ngetop, dulu sering kulihat ikut ngisi acara di panggung terbuka di depan kantor pos. Waktu itu, Ebiet masih belum ngetop. Kuanggap suara Ebiet waktu itu sangat cempreng dan bila mbawain lagu-lagu folk asal “kocok” dan asal “njeplak.

Gak nyangka juga, sekarang Ebiet jadi begitu ngetop (dengan suara khasnya), bahkan aku punya koleksi lagu=lagunya sampai berpuluh=puluh biji. Itulah perubahan jaman.

Saat itu ada lomba humor nasional di Senisono, dan aku kebagian jadi panitianya. Dari seabrek panitia “milad” teknik sipil UGM, aku kebagian ngurusin lomba humor ini, sehingga aku tinggal bilang ke panitia inti untuk nyediakan ini itu, maka jadilah keinginanku.

Waktu itu jurinya kalau gak salah ada dari pelawak (Pak Guno), pianis (pak Jaya Suprana), pemeran Kuncung (pak Habib Bari), seniman (pak Arswendo) maupun dari dunia lain (Arwah Setiawan). Aku agak lupa susunan dewan juri, tapi aku sangat ingat ketika harus nenteng gitar dan nyanyi di panggung.

Dengan gitar tunggal kubawakan lagu “39” (Queen) di panggung. Rasanya aku gak kalah dibanding dengan Ebiet. Pokoknya begitu PeDhe deh. Gitar itu senarnya 12, jadi ketika di”kocok” rasanya nikmat banget deh. Suaranya itu khas banget.

Itulah penampilan perdanaku di depan umum dan nampaknya akan jadi penampilan terakhirku, Soalnya akhirnya aku sadar bahwa aku sama sekali gak bakat untuk nyanyi. Gak ada modal blas, baik dari kemampuan vokal maupun kemampuan musiknya.

Ternyata, beberapa tahun kemudian aku naik panggung lagi. Aku nyanyi lagi di lapangan pancasila UGM, bareng sama anak sospol dan kedokteran mbawain lagu-lagu pop rock indonesia melawan para band yang mbawain pop rock manca negara.

Itulah penampilan yang dianggap lain dari yang lain. Saat para band di yogya asyik mbawain lagu barat, kami asyik mbawain lagu indonesia dan sambutannya lumayan. Semua alat band yang ada di panggung kami pakai, termasuk dua drum yang salah satunya sebenarnya hanyalah pajangan (untuk acara ini kayaknya aku harus nulis di lembar tersendiri).

Yang terakhir, aku ternyata nyanyi lagi di pesta ultah kemerdekaan indonesia tahun 2007 di kampungku. Lagunya sangat khas aku, kolam susu dan cinta di bulan desember. Dua-duanya Koes Plus punya. Entah kapan aku nyanyi lagi ya…..


Queenmontreal112481f

Tidak ada komentar: