Rabu, Juni 03, 2020

Tunda Ibadah Haji

Masa pendemi ini ditenggarai dengan banyaknya acara yang ditunda, setelah ada tunda mudik, sekarang ada lagi tunda ibadah haji, tahun depan akan banyak acara tunda yang semoga terlaksana dengan lebih baik. Dengan ditundanya ibadah haji tahun ini, maka tahun depan jamaah ibadah haji yang tahun ini ditunda bisa lebih banyak belajar untuk membaca Quran dengan lebih lancar, dengan semua bekal yang lebih berkah dibanding tahun ini.
Berbaik sangka memang rumus semua kegiatan yang ditunda, apapun namanya, saat ini semua kegiatan yang ditunda kita pastikan akan dilaksanakan tahun depan dengan persiapam yang lebih bagus dan lebih berkah,
Tahun depan,  saat sudah makin "dekat" kebiasaan kita dengan aura covid19, maka semua yang terasa asing di jaman ini akan terasa menjadi suatu keharusan yang tidak lagi perlu untuk dibahas. Kebiasaan cuci tangan, jaga jarak, pakai masker dan semuanya yang hari ini terasa asing, akan makin kita lakukan tanpa harus bertanya kesana-kemari. Semuanya sudah menjadi kebiasaan baru, tidak harus diatur lagi, sudah menjadi budaya yang begitu saja kita lakukan.
Awalmya memang kita harus membiasakan diri untuk akrab dengan protokol kesehatan dalam rangka melawan covid19, setelah terbiasa dengan protokol kesehatan yang kita jalani selaa ini, maka semua jadi mengalir begitu saja. Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari kita, sudah menjadi budaya haru di era NEW normal.

Hari ini bertepatan dengan hari sepeda dunia, aku makin yakin akan ketetapan Tuhan Allah swt, bahwa semua ini memang sudah diatur menjadi sebagaimana kejadian saat ini. Aku yang tadinya pusing memikirkan cara untuk ke Jogja mencari vaksinasi untuk berangkat ke tanah suci, sekarang jadi plong dengan adanya ketetapan resmi dari Menteri Agama RI tentang ditundanya ibadah haji tahun 2020.
Alhamdulillah


Selasa, Mei 07, 2019

Ramadhan 1440H

Tak terasa bulan puasa sudah datang dan acara lari mewarnai hari-hariku di bulan Ramadhan 1440H ini. Sama seperti kegiatan lariku (baca mlaku) di hari-hari biasa sebelum masuk bulan puasa, kuawali kegiatanku dengan jalan sebelum sahur dan setelah sahur. Tidak jauh jaraknya, sekedar setengah jam dan hanya seputaran kampung.
Ramadhan ini, aku ikut dua kegiatan virtual, semuanya bertema Ramadhan 1440H, bedanya yang satu dibuat di aplikasi under android dan under iOS sedang yang satunya harus setoRUN memakai aplikasi masing-masing (Strava, Endomondo dll).
Sahur pertama Ramadhan 1440H kujalani bersama anak istri, minus anak nomor dua yang tinggal di lain kota. Saat berbuka puasa, barulah kujalani bersama anak nomor dua, menikmati menu berbuka puasa yangh sama modelnya. Memang kebetulan selera kita berdua pas sedang sama, jadi ketika beli lauk, pilihannya sama, IGA BAKAR !
Yang berbeda cara melahapnya, aku mencoba membiasakan sehabis sholat tarawikh, sedangjkan anak nomor dua, begitu maghrib langsung menyantap menu IGA BAKAr dengan lahap. Akhirnya akupun sepulang dari masjid ikut menyantap habis IGA bakarku. Saat sholat tarwikh baru terasa tidak nyamannya aku dalam mengikuti imam.
Perut yang kenyang dan AC yang sejuk semilir di masjid, membuatku harus penuh konsntrasi menjaga leher kepalaku yang mulai terserang kantuk, leherku jadi tak setegar ketika waktu masih puasa.
Memang nasihat untuk makan dan minum secukupnya tidak kupatuhi saat aku berbuka puasa. Semua hidangan hanya sekejap saja sudah berpindah ke mulut, sehingga "khusyu" menikmati alunan imam sholat yang kebetulan cukup panjang bacaannya. Setidaknya lebih panjang dari bacaan surat wajibku saat sholat sendirian.
Berbeda dengan sholat tarwikh pertamaku di Jogja, saat itu aku tidak kekenyangan dan badan terasa tegar menghadapi imam yang membaca surat Ar-Rahman dengan merdu mendayu. Surat yanhg tidak terlalu panjang itu dibaca imam dengan tajwid dan mahroj yang nikmat didengar, sehingga sampai selesai tidak terasa panjang, padahal durasinya cukup panjang.
Aku jadi ingat teori relitifitas dari Einstein, semenit di atas penggorengan yang panas dan semenit bersama kekasih hati (pacar) akan terasa jauh perbedaannya, padahal dua-duanya mempunyai durasi yang sama, SEMENIT !



Kamis, September 13, 2018

Seputar angka 12

Hari ini aku kembali menulis di blog ini, sebuah peristiwa yang besar bagiku baru saja berlalu, itulah tanggal 12 September 2018, tanggal ketika Mas Lilo meninggalkan kota Jogja untuk menjadi seorang lelaki yang lebih dewasa. Tanggal ini memang sudah kunantikan, tetapi ketika peristiwa yang kunanti ini datang, aku terhenyak juga. Aku jadi berpikir, ternyata aku terkena sesuatu setiap tanggal 12, aku terobsesi dengan hal-hal seputar angka 12.

Padahal sebenarnya tidak banyak peristiwa di seputar angja 12 ini, hanya satu saja, yaitu tanggal 12 bulan 12, tanggal pernikahanku dengan ibunya Lilo, bu Yeni Rumiyaningtyas !

12 Desember 1991 adalah tanggal pernikahanku dengan mantan pacarku, seorang gadis yang pernah membuat dadaku berdesir ketika aku menemuinya di pintu rumahnya, jalanTluki Perumnas Condongcatur, beberapa puluh tahun lalu.

Peristiwa itu masih terbayang dengan jelas dalam ingatanku, seperti baru saja terjadi kemarikn sore, sama dengan peristiwaku dengan Lilo yang kayaknya baru kemarin padahal saat ini Lilo sudah lulus SMA dan merasa perlu untuk menjauh dari rutinitas hidup yang membuatnya merasa ingin menjauh dulu sebentar.

"Paling setahun atau lebih sedikit aku pergi pak", katanya padaku beberapa hari lalu.

Aku hanya mengangguk saja mengiyakan dan merestui prinsipnya yang begitu keras untuk menikmati hidup setahun dengan dan dalam cara pandangnya. Bebas dari keterikatan aturan dunia, sesuatu yang harus dijalaninya selama ini. 6 tahun di SD, 3 tahun SMP dan 3 tahun SMA sudah cukup membuatnya untuk ingin segera lepas dari aturan sekolah.

Kuliah bisa ditempuh setelah dia selesai menikmati kebebasanya. Kuliah juga bukan sesuatu yang wajib dia ikuti, aku hanya mengingatkan pada Lilo, bahwa aturan Manusia, bisa tidak dipatuhi dalam beberapa kasus, tapi aturan Tuhan tidak bisa tidak ditaati, terutana sholat 5 waktu.

Itu saja yang kutuntut pada Lilo, selebihnya biarlah menjadi haknya untuk memilih. Aku hanya berdoa untuk kebaikan Lilo dan ibunya, juga untuk kakak-kakaknya. Semoga Allah swt tetap menjaga Lilo agar selalu berpegang pada tali Allah dimanapun dia berada.
Aamiin YRA.

Kenangan terakhirku dengan Lilo sebelum 12 September 2018 adalah duduk berduaan di ruang tamu dan saling menasehati dalam keheningan malam. Aku berterima kasih pada nasehat Lilo dan ketika dia beranjak menuju kamarnya kuucapkan terima kasihku pada Lilo,"terima kasih ya Lo (atas nasehatnya)"

Akupun larut dalam kenangan pada Lilo :-)

Tahun naga ketika Lilo lahir, 17 Juni 2000 di Gleneagles Medan.

Lilo yang penuh kelucuan dan keceriaan :-)

Tahun 2003 ketika Lilo masih di Surabaya

Tahun 2013, Lilo yang sudah makin gedhe di Gembira Loka Jogja :-)

Saat lebaran di rumah mbak Emmy/Mas Herwan bersepeda dengan saudara-saudara. Setelah ini baru aku mulai menyuadari bnahwa Lilo lebih suka basket, jalan kaki, lari dibanding bersepeda. SMA berangkat sekolah naik sepeda sudah tidak asyik lagi untuk Lilo.

Lilo lebih suka dengan hobi memotret, mengikuti jejak mbak Haslita Nisa daripada bersepeda.

Cerianya Lilo di Wisuda mbak Lita :-)

Senin, April 04, 2016

Nasehat Gutawa

Pagi ini aku sengaja tidak berolah raga, kata orang "jangan berolah raga berlebihan, semua kegiatan lakukanlah secukupnya saja". Begitulah aku bangun pagi, seperti biasanya, langsung mandi terus ke masjid, lanjut menulis di blog ini. Topiknya adalah "Nasehat Gutawa" yang kuterima via email kemarin. Singkat dan padat isinya, penulisnya Ketua Pensiunan Waskita yang masih terus aktif berkegiatan, padahal usianya jelas tidak muda lagi, jauh lebih tua dari aku :-)

Inilah nasehatnya :

UPAYA PREVENTIF
MEMPERTAHANKAN KESEHATAN LAHIR & BATIN
(hasil renungan dari perjalanan hidup)
 
 1.   Yang masuk kedalam tubuh
a.    Melalui mulut ke lambung : makanan, minuman, obat-obatan, air/cairan, dll. Waspadai kandungan zat pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, penyedap/ penguat rasa (MSG), juga makanan/minuman kadaluwarsa, makanan/ minuman dalam proses pembusukan, dan kandungan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.
Waspadai juga dalam mengonsumsi makanan/minuman tertentu yang dalam jumlah tertentu bisa menimbulkan gangguan terhadap kesehatan tubuh.
b.    Melalui hidung/mulut ke paru-paru : udara (bersih/kotor), asap rokok, obat-obatan, gas, bau-bauan, dll.
c.    Melalui kulit : sinar matahari, udara (polusi/panas/dingin), air/cairan, debu, obat-obatan, gas, kuman/racun dari serangga/binatang, dll.
d.    Melalui telinga : suara, bunyi, dll.
e.    Melalui mata : sinar, udara/gas, air/cairan, obat-obatan, dll.

2.   Aktivitas fisik
a.     Bekerja
b.     Kegiatan selingan/rekreasi
c.     Olah raga
d.     Kegiatan lain yang menggunakan energi

3.   Istirahat
a.     Tidur
b.     Beristirahat dari kegiatan yang menggunakan energi banyak (tiduran, duduk santai, dll)
c.     Relaksasi/meditasi

4.   Menyeimbangkan kondisi kejiwaan
a.     Memperbesar rasa syukur : berterima kasih kepada Allah SWT dan juga kepada orang lain atas apa yang sudah diterima, dan memanfaatkan apa yang dimiliki untuk kebaikan dirinya dan atau orang lain.
b.     Menjalani ritual agama : mengerjakan sholat atau berdoa dengan sepenuh hati, dengan perasaan ikhlas.
c.     Ber-zikir : selalu mengingat Allah SWT dan melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan ikhlas.
d.     Bersedekah : membantu atau memberikan sebagian yang dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan, demi kebaikan. Sedekah bisa berujud ilmu/ pengetahuan, tenaga, harta benda, atau doa, atau sekedar menyapa atau melempar senyum dengan baik, yang dilakukan dengan hati yang bersih.
e.     Berserah diri kepada Allah SWT : merasa diri sangat kecil dihadapan Allah SWT, pasrah/ menerima terhadap apa yang diberikan oleh Allah SWT, baik yang dirasa mengenakkan atau tidak mengenakkan, tidak mengeluh atau bersedih secara berkepanjangan. Menjalani apa yang diberikan Allah SWT dalam hidup ini dengan sabar dan ikhlas. Menyikapi musibah yang diterima dengan prasangka baik kepada Allah SWT, dan berusaha serta berdoa untuk mengatasinya, dengan selalu memohon pertolongan-Nya.
f.      Menghindarkan diri dari pemikiran maupun perbuatan tidak baik. Mudah memaafkan dan mudah meminta maaf. Berpikirlah positif, selalu optimis dalam berupaya, dan mengerjakannya dengan  sepenuh hati.
g.     Menghargai dan menghormati orang tua (bapak, ibu, mertua, nenek, kakek), saudara dan orang-orang yang lebih tua atau yang dituakan, guru, dan orang-orang yang telah berjasa (berperan positif) kepada kita dan kepada siapa saja yang ada dalam tanggung jawab kita.
h.     Mengerjakan kegiatan sebagai “penyeimbang” dari aktivitas fisik dalam porsi yang sesuai (bermain/mendengarkan musik, melukis, membaca, berolah raga, berwisata, berkebun/memelihara tanaman, dll).
i.      Memelihara dan memperluas silaturahim (bertemu saudara/famili, sahabat, teman, orang lain) untuk menjaga/menambah persaudaraan/persahabatan.

Nesehat ini sudah lama beliau tulis dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.


Jakarta - 2011

Sabtu, April 02, 2016

Berwisata ke Jepang

Tahun lalu anak sulungku, Luluk Tresnaningtyas, ke Jepang untuk mendalami budaya Jepang, maklum anakku kuliahnya di Sastra Jepang. Awalnya aku ingin anak sulungku pulang menengok keluarga Jogja, tapi perkembangan terakhir justru adiknya yang tertarik ke Jepang. Jadilah keluargaku berwisata ke Jepang, inilah liburan di musim tidak libur.

Awalnya acara dirancang dengan mengikuti acara tour, sehingga biaya jadi murah dan bisa mengikuti banyak kegiatan di Jepang. Kesulitan muncul ketika waktu yang disediakan sudah ada jadwalnya dan banyak aturan yang mungkin tidak bisa diikuti dengan benar.

Anakku sendiri jadi tidak bebas gabung acara dengan rombongan tour, karena menjadi peserta tempelan dalam tour. Tempat yang dituju juga ternyata terlalu banyak, jadi akibatnya kondisi badan bisa "drop" dan tidak bisa menikmati satu tujuan wisata dengan detil.

Ketika mencoba mencari tiket sendiri melalui tiket.com, ternyata pergerakan tiket sangat kencang. Baru milih waktu pulang dan pergi disesuaikan dengan tujuan wisata, ternyata ketika sudah mau booking tiket, sudah tidak ada, sudah dibeli orang lain. Beda sekali dengan perjalanan wisata di Indonesia, banyak sekali alternatifnya.

Akhirnya diputuskan untuk minta tolong pada Lovina Tour untuk membantu masalah pemesanan tiketnya dan alternatif maskapai penerbangan yang dipilih. Paling enak ketika memilih maskapai Garuda, sangat mudah dan jelas, tapi giliran membayar, ternyata biayanya terlalu mahal buatku.

Begitulah, akhirnya dipilih maskapai yang paling murah, meskipun harus transit dulu ke Thailand. Perjalanan menjadi jauh dan panjang, semoga tetap sehat pada hari keberangkatan sampai ke Indonesia kembali.

Awalnya Haslita mencoba membuat estimasi biaya Jepang untuk 3 orang (istriku, Haslita dan Lilo)

Transport PP : 50juta
Hotel @3000yen/mlm : 6,3juta / ¥54000
Jajan dan jalan2 : 27juta / ¥229.000 (sehari seorang jajan ¥10k)
Wifi router : 550ribu / ¥700
Transport ke Jogja-Jkt PP : 2.5jt

Total : 86,3juta

Setelah biaya itu dicoba dirinci berdasar pengeluaran hari per hari, ternyata banyak pengeluaran yang harus ditambahkan. Pengeluaran yang kecil tapi fatal adalah memilih tempat yang cocok buat beberapa kucing kecil di rumah. Kita sangat yakin bahwa asisten rumah tangga tidak akan sanggup selama seminggu mengurusi 5 (lima) ekor kucing yang cantik manis dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Belum lagi masalah tas ataupun perlengkapan yang harus dibeli dulu sebelum berangkat ke Jepang. Pada intinya berwisata ke Jepang tidak seperti berwisata di Indonesia. Tulisan yang akrab dengan orang jepang adalah tulisan yang akrab dengan mbak Luluk, tapi tidak dengan Haslita dan Lilo. Bahasa Inggris memang akan menolong, tapi pasti akan jadi masalah kalau kita tersesat dan berada di lingkungan yang sangat asing kebiasaannya.

Untungnya istriku pernah ke Jepang, anakku sudah rajin baca tempat wisata Jepang melalui internet, jadi aku seharusnya tidak perlu khawatir. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Aamiin.