Mau tahu kualitas ibadah kita selama bulan Ramadhan?
Gampang saja. Lihatlah apa yang kita lakukan setelah bulan Ramadhan dan bandingkan dengan sebelum bulan Ramadhan. Bila masih sama, maka sebenarnya kita tidak mendapat apa-apa dari adanya bulan Ramadhan. Silahkan direnungkan sendiri.
Menjelang selesainya bulan Ramadhan, kita sering disibukkan oleh kegiatan yang menjauhkan diri kita dari adanya bulan Ramadhan. Sibuk mudik, sibuk menyiapkan hidangan hari lebaran atau sibuk mencari baju baru, itulah potret kebanyakan dari kita.
Aku sendiri merasa ada yang salah dengan mengambil hari pembukaan Mie Sehati pada hari "H+2". Sejatinya rencana awal pembukaan mie ayam sehati adalah pada tanggal 14 September 2010. Sayangnya hari itu sudah dipakai untuk acara Mudik Sipil 2010, sehingga keluargaku berkeberatan kalau harus berbagi acara dengan mudik sipil 2010.
Sampai malam takbiran, kita masih disibukkan dengan persiapan warung dan malah melupakan persiapan menjelang perginya bulan Ramadhan.
Kulihat kehidupan di sekelilingku dan kulihat juga komentar kawan-kawan di akhir Ramadhan maupun setelah menginjak bnulan Syawwal. Rasanya ada yang kurang pas dengan Ramadhan di Indonesia.
Budaya mudik ini sudah jadi budaya yang malah menjauhkan kita dari esensi bulan Ramadhan. Adakah gerakan mengembalikan nafas Ramadhan ke nafas aslinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar