Kamis, September 11, 2008

SaFaRi RaMaDhAn


Saat masih bujang, di bulan puasa, rasanya setiap hari pinginnya keliling ke rumah-rumah teman yang sudah berkeluarga. Sambil bersilaturahmi, kita biasanya dapet buka puasa [gratis dan uenak-uenak].

Habis itu, kita ikut sholat tarawikh di masjid dekat rumah kawan itu. Kalau pas apes, dapet tuan rumah yang punya prinsip sholat  tarawikh sebaiknya dilakukan malem-malem, sehingga pulang dari silaturahmi mesti sholat tarawikh di rumah sendirian [males banget rasanya waktu itu].

Ternyata hari ini kembali aku melakukan safari tarawikh, sepulang dari acara buka bersama serikat pekerja waskita.

Tempatnya keren banget, masjid Al Musyawarah, Kelapa Gading. Sebuah masjid yang cukup besar dengan jamaah yang masih meluap, baik cewek maupun cowok.

Ustadznya luar biasa enak ngasih kultumnya, tahu-tahu jam udah hampir jam 20.00. Yang paling berkesan ketika ustadznya cerita tentang 'hati-hati" [wara'].

Kenapa seorang ustadz selalu menunda ketika diajak naik haji? Jawabnya, karena ustadznya gak punya duit untuk naik haji, jadi dia perlu ngumpulin uang dulu buat naik haji.

Kenapa dia tidak mau dinaikkan haji oleh pemerintah?
Jawabnya hanya senyum dikulum ['kali, soalny anggak lihat waktu ustadznya njawab sih].

Beberapa waktu lalu, seorang bupati ditanya oleh seorang ustadz,"anda korupsi beberapa milyar, untuk apa saja duit itu pak?"

Apa jawab pak bupati korup itu?

"Untuk mbayarin para ustadz naik haji pak!"

Weleh...weleh... begitu ta?

Jadi memang harus hati-hati, jangan sampai mengecat masjid dengan air got. Warnanya gak menarik dan jorok.


1 komentar:

Eko Eshape mengatakan...

blognya pak Achmad Faisol luar biasa lengkap penjelasannya

semoga kita diakui sebagai hambaNya.
amin

salam